Sukses Bersama Dengan Amalan Yang Dicintai Allah
Sungguh tidak terasa di dalam perjalanan waktu, waktu berputar begitu amat sangat cepat. Oleh sebab itu Islam mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bermuhasabah diri untuk menuju mahabbah kepada Allah. Oleh karenanya teringat bagaimana kemudian ketika nanti pada hari di mana kita dibangkitkan oleh Allah catatan amal, perbuatan kita akan dihisab olehnya. Oleh sebab itu di dalam Al-Qur’an kita diberikan sebuah informasi yang menggembirakan, di dalam Qur’an surah Az-Zumar ayat 73 Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan pesan bagi kita “Masuklah kalian orang-orang yang beriman, orang-orang yang beramal saleh ke dalam surganya Allah. Di mana masuk ke dalam surganya Allah secara berbondong-bondong ataupun berkelompok”. Tentu kita mendambakan bahwa di dunia kita diberikan kebaikan oleh Allah dan di akhirat pun kita diberikan kebaikan oleh Allah yaitu diperkenankan masuk ke dalam surganya Allah. Bahkan masuk ke dalam surga Zumar bersama-sama tidak hanya diri kita tapi keluarga kita (Ayah dan bunda kita, anak-anak kita dan seluruh teman saudara kita).
Oleh karenanya di dalam Islam ketika kita ingin betul-betul dicintai oleh Allah sehingga kita diperkenankan untuk masuk ke dalam surganya Allah, maka ada sahabat yaitu bertanya kepada Rasulullah “Ya Rasulullah, amalan apa ya Rasul yang paling dicintai oleh Allah?”. Ketika hamba-Nya melakukan dan tentu ketika kita banyak melakukan itu Insya Allah memudahkan kita masuk ke dalam surganya. Maka Rasulullah menyampaikan yang pertama adalah Shalat pada waktunya. Oleh karenanya marilah kita bersemangat untuk menjalankan ibadah shalat karena shalat ini menjadi barometer keimanan kita di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “Apalagi ya Rasulullah?”. Rasulullah pun menjawab “Birrul Walidain; amalan yang dicintai oleh Allah. Ketika hambanya mau melakukan adalah Birrul Walidain berbakti kepada orang tua”. Alhamdulillah Unissula sebagai kampus Birrul Walidain mengajarkan kepada kita untuk menjadi orang-orang yang dicintai oleh Allah dan tentu ridhonya Allah tergantung ridhonya orang tua dan murkanya Allah pun tergantung murkanya orang tua. Yang terakhir kemudian sahabat bertanya lagi “Apalagi ya Rasulullah?”. Yaitu berjuang di jalan Allah. Bagi kita komunitas civitas akademika berjuangnya kita melalui mempena dan juga belajar. Bagi mahasiswa jihadnya adalah belajar. Bagi dosen dan seluruh civitas jihadnya adalah mencoba meningkatkan etos kerja kita untuk bersabda kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pemateri : Moh Farhan Husain, S.Pd.I., S.Hum., M.Pd.I.
Source: https://youtu.be/dwdYPfLUOyM