Sabar Sebagai Penguat Hati
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur Rabu 28 Agustus 2024
Pemateri : H. Samsudin Salim, S.Ag., M.Ag
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Dalam kitab Irsyadul Ibad terdapat sebuah hikayat menarik tentang sabar dan musibah kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam Al Yafi’i dari Abul Hasan As-Sarraj; mengisahkan ketika melaksanakan ibadah haji dan di saat menjalankan ibadah tawaf di Makkah ia bertemu dengan seorang perempuan yang bersinar paras wajahnya hingga secara spontan ia berkata sungguh sepanjang hidupku tidak pernah melihat perempuan yang paras dan kecantikannya menyamai perempuan ini tentu perempuan ini jarang sekali murung dan jarang sekali bersedih. Tanpa disangka perempuan itu dengar ucapan As-Sarraj lalu dia berkata “Bagaimana engkau mengatakan hal itu wahai Fulan? Aku ini adalah perempuan yang dirundung kesedihan hatiku dipenuhi dengan kepedihan dan keprihatinan bahkan tidak ada seorang perempuan pun yang memiliki kesedihan menyamai ksedihanku”. “Apa yang terjadi wahai perempuan?” tanya As-Sarraj. Perempuan itu kemudian menjawab “Disaat suamiku sedang menyembelih hewan kurban pada saat Idul Adha anak-anakku sedang bermain kakak beradik dan aku sedang menggendong anakku yang satu sedang kecil dan masih bayi di saat aku menyiapkan makanan kemudian kedua anakku itu melakukan apa yang dilakukan oleh ayahnya, si kakak menyembelih adiknya dengan pisau akhirnya si adik ini meninggal dunia karena di lehernya berlumuran darah akibat pisau tajam itu kemudian si kakak berlari ke perkebunan karena merasa ketakutan, suamiku kemudian berlari mencari kakak dan akhirnya diketahui si kakak ini meninggal kerena diterkam oleh serigala dan suamiku pun meninggal dunia akibat kehausan dalam suasana yang kalut diliputi kesedihan lalu aku meletakkan bayiku, tanpa sepengetahuanku bayiku ini kemudian merangkak menuju ke dapur dan meraih kuali yang berisi air panas air itu kemudian menumpahi seluruh tubuhnya dan bayiku pun akhirnya meninggal” lalu As-Sarraj bertanya “Bagaimana engkau bisa bersabar dengan musibah yang berat ini?”. Si perempuan itu kemudian menjawab “Tidak ada seorang pun yang bisa membedakan antara sabar dan keluh kesah kecuali orang yang bisa menemukan titik dan jalan pembeda antara keduanya”.Kisah musibah seorang perempuan dan dialog antara perempuan itu dengan As-Sarraj mengingatkan kita pada salah satu ayat Al-Qur’an yang termaktub di dalam surah Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman “Hisab sesungguhnya hanyalah orang-orang yang bersabar yang dicukupkan oleh Allah dengan pahala tanpa batas”. Kita menyadari bahwa hidup ini tidak selamanya datar, hidup ini selalu dinamis ada saatnya kita dihempas oleh prahara ada saatnya kita didera oleh kesulitan di saat itulah kita diuji oleh Allah kesabaran kita.
Source: https://youtu.be/8SNw_CTSdqI