kajian
Konsep Birrul Walidain & Ta’mirul Aulad

Konsep Birrul Walidain & Ta’mirul Aulad

Kajian Ibadah Jumat –  Jumat 14 Juni 2024

Pemateri           : Dr. M. Choirun Nizar, SHI., S.Hum., MHI Lokasi      : Masjid Abu Bakar Assegaf

Manusia terlahir ke dunia melalui sebuah syariat yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala yakni melalui ayah dan ibu, sebuah syariat yang penuh dengan keindahan sebab di dalamnya terdapat ketulusan cinta dan kasih sayang serta keikhlasan yang luar biasa. Ketentuan Allah tersebut menimbulkan suatu konsekuensi yang baru berupa hubungan kekeluargaan atau hubungan lahiriah, hubungan tersebut tentunya menimbulkan adanya hak dan kewajiban antar satu sama lain; suami wajib menafkahi istri, ayah dan ibu wajib mendidik anak-anaknya dengan pendidikan terbaik serta mencurah kasih sayang di sepanjang kehidupan kepada anak-anaknya. Seorang anak juga wajib berbakti kepada kedua orang tuanya, tidak hanya ketika keduanya masih hidup bahkan ketika kedua orang tua sudah meninggal kewajiban itu tentunya merupakan konsekuensi logis dari hak yang telah didapatkan dari yang lain hubungan timbal balik sebuah kewajiban dan hak merupakan sesuatu yang lumrah, dalam hubungan antar manusia timbal balik antara hak dan kewajiban antara anak dan orang tua bahkan ditegaskan melalui perintah yang ada dalam beberapa ayat Al-Qur’an kewajiban orang tua kepada anak salah satunya disebutkan dengan indah dalam surah Al-Baqarah ayat 233:  para ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama 2 tahun secara sempurna, bagi yang ingin menyusui secara sempurna dan kewajiban Ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut sementara hak anak dalam ayat tersebut menimbulkan kewajiban untuk berbuat baik kepada orang tua yang diperintahkan salah satunya dalam surah Al-Isra ayat 23: dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain kepada Allah dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapak kamu dengan sebaik-baiknya jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan AHH! dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkan lah kepada mereka perkataan yang mulia. Hubungan hak dan kewajiban antar anak dan orang tua menjadi sebuah keselarasan yang indah jika keduanya dipenuhi dan dilaksanakan pola hubungan keduanya akan harmonis namun Jika tidak tentunya akan terjadi permasalahan dan perpecahan dalam keluarga maasyiral muslimin jemah jumah rahimakumullah Selain sebagai sebuah konsekuensi logis hubungan antar anak dan orang tua menimbulkan satu kewajiban Birul Walidain dan takrimul aulad dan keduanya merupakan konsep hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang momentum mendekati hari raya Idul Adha seharusnya merupakan momentum untuk mengingat kembali kisah keteladanan yang menggambarkan k tar dan a yang terjadi antara Baginda Nabi allahah Ibrahim dan nabiah Ismail Alaihi wasalamamma maahq ya Bun inni Ar manamuk q ya abaalarajiduni insyaallahu minirin maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup pada umur dewasa berusaha bersama-sama Nabi Ibrahim Nabi Ibrahim berkata Wahai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu maka pikirkanlah Apa pendapatmu kemudian Ismail menjawab wahai bapakku Kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar keseimbangan antara Birul Walidain dan takrimul aulad benar-benar dicontohkan secara nyata oleh Baginda Nabi Ibrahim dan nabi Ismail dalam ayat tersebut betapa Nabi Ibrahim menggunakan safaan sayang kepada anaknya Nabi Ismail Yakni dengan lafaz ya bunayah dalam tafsir albahrul muhit disebutkan bahwa panggilan tersebut adalah panggilan syaq atau panggilan ayah kepada anaknya Nabi Ismail pun membalas Rasa Sayang Ayahnya dengan memanggil ayahnya dengan panggilan kehormatan ya abati yang akhirnya yang artinya wahai bapakku dalam kitab tafsir anatun disebutkan beberapa penafsiran terhadap lafunyaka an pekerjaannya sendiri atau telah berusia cakap keteladanan hubungan antara orang tua dan anak benar-benar dicontohkan dan dapat terlihat dari sikap terbuka nabiullah Ibrahim yang menawarkan kepada anaknya Nabi Ismail yang telah berusia cakap untuk membantu mempertimbangkan perintah Allah berupa penyembelihan Nabi Ismail hal ini jelas terlihat dari redaksi yang artinya maka pikirkanlah Bagaimana pendapatmu ini merupakan wujud nyata konsep takrimul aulad yang dipraktikkan oleh Baginda nabiullah Ibrahim pola perintah orang tua kepada anak yang telah berusia cakap atau telah Mandiri ialah dengan keterbukaan terhadap sesuatu yang akan diperintahkan kepada anak sehingga anak diberikan kesempatan untuk mempertimbangkan meski pada akhirnya orang tua tetap mengarahkan sikap Nabi Ibrahim yang yang memuliakan anaknya kemudian juga dibalas oleh Nabi Ismail dengan Birul walidainnya melalui perkatan perkataan ifalar yang artinya lakukanlah wahai Ayah apa yang diperintahkan kepadamu Nabi Ismail mengetahui bahwa mimpi ayahnya yang juga Seorang nabi merupakan Wahyu atau perintah dari Allah subhanahu wa taala maasyiral muslimin jemaah jumah rahimakumullah dalam konteks perguruan tinggi seharusnya keseimbangan antara konsep Birul Walidain dan takrimul aulad juga harus diupayakan pelaksanaannya Birul Walidain siivitas akademika seluruhnya dosen mahasiswa karyawan hendaknya diwujudkan dengan berbakti kepada kedua orang tua yang masih hidup serta mendoakan dan melestarikan amal saleh kedua orang tua yang telah tiada kemudian seorang mahasiswa juga berkewajiban memuliakan dan menghormati dosennya sebagai orang tuanya dalam dunia pendidikan di lingkungan kampus sebagai timbal balik dari sikap itu seorang dosen juga berkewajiban memuliakan mahasiswanya dengan pelayanan pendidikan dan keteladanan yang terbaik ia harus mampu menjadi sosok teladan yang dapat dicontoh perilakunya oleh mahasiswanya terminologi Ayah seringkiali hanya dimaknai Ayah jasad atau seorang lelaki yang istrinya adalah perempuan yang melahirkan Kita Sementara istilah Ayah yang sebenarnya tidak hanya orang tua nasab kita namun juga meliputi seorang ayah yang menikahkan anaknya kepada kita dan juga seorang ayah yang mengajarkan pendidikan kepada kita atau sering kita sebut sebagai guru Syekh Zakaria alans dalam Mukadimah kitab hasah aljamal mengatakanuaj Abim bir AB sesungguhnya diwajibkan bagi para murid untuk berbuat kebaikan kepada guru-guru mereka bahkan berbuat baik kepada guru lebih utama daripada berbuat baik kepada ayah nasab atau ayah kandung karena sesungguhnya Ayah nasab ialah yang memberikan yang berkaitan dengan perkembangan jasad sementara para guru berkaitan dengan perkembangan ruh perkembangan kedekatan manusia kepada Tuhannya yang berorientasi pada kebahagiaan dunia dan akhirat artinya dalam konteks perguruan tinggi menjadi kajiban bagi seorang mahasiswa selain berbuat baik kepada kedua orang tuanya juga berbuat baik kepada para dosennya Semoga Allah senantiasa memberikan hidayahnya kepada kita sehingga kita mampu berbuat baik kepada kedua orang tua kita dan kepada keluarga kita amin yabalamah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *