Ketaqwaan Adalah Prioritas
Khutbah Jumat 30 Agustus 2024
Pemateri : Dr. M. Choirun Nizar, SHI., S.Hum., MHI
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Ketakwaan bukanlah merupakan hal yang sepele baik dalam pelaksanaannya maupun efeknya, ketakwaan memiliki konsekuensi yang mendalam di mana seorang hamba dituntut untuk sepenuhnya dalam memposisikan diri sebagai hamba yang taat kepada Tuhannya. Selain itu ketakwaan juga memiliki efek besar dalam kehidupan seorang yang benar-benar melaksanakannya dengan sepenuh hati yakni dengan ketakwaan baik luar maupun dalam ketakwaan secara teori maupun aplikasi. Mengenai ketakwaan sahabat Abu Hurairah pernah bercerita dikatakan kepada Baginda Nabi Muhammad “Wahai Rasulullah siapakah orang yang paling mulia itu?” Baginda Nabi menjawab “Yang paling mulia adalah orang yang paling bertakwa maka jelas bagi kita bahwa kemuliaan umat manusia di sisi Allah bukan berdasarkan nasab atau keturunan jabatan atau harta yang dimiliki namun kemuliaan umat manusia di sisi Allah adalah berdasarkan kadar ketakwaannya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala”. Sejauh mana ia mempunyai komitmen untuk menjalankan perintah-perintah Allah apakah masih hanya sebatas seingatnya saja dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban semisal shalat atau hanya sebatas isqatul wujub atau yang yang penting-penting saja dilaksanakan yang wajib-wajib saja dilaksanakan atau sudah pada tingkatan yang lebih tinggi yakni mampu melaksanakan yang wajib dan mengistiqamahkan yang sunnah. Tidak hanya itu komitmen juga harus dibuktikan dengan sejauh mana kita mampu meninggalkan larangan Allah apakah masih dalam tataran sembunyi-sembunyi artinya jika ada yang mengawasi kita tinggalkan yang jelek-jelek namun ketika sendirian seolah kita bebas berbuat apa saja atau mungkin kita berada dalam tingkatan di mana kita mampu bersikap bahwa di manapun dan kapanpun yang dilarang Allah tetap tidak boleh dilakukan. Tingkatan-tingkatan komitmen terhadap ketakwaan itulah yang kemudian mempengaruhi derajat kemuliaan kita di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam agama Islam ketakwaan adalah prioritas. Saking pentingnya mempertahankan ketakwaan kita kepada Allah bahkan untuk komitmen sekelas sumpah yang mengharuskan seseorang untuk melakukannya ketika sudah terlanjur bersumpah namun jika ternyata dalam pelaksanaan sumpah itu justru malah menyingkirkan ketakwaan kita kepada Allah; menyingkirkan ketakwaannya kepada Allah Nabi memerintahkan untuk melanggar sumpah tersebut dengan konsekuensi melaksanakan kafaratul yamin perintah Nabi tersebut dapat kita lihat dalam Hadits sami’tu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Barang siapa bersumpah terhadap satu sumpah kemudian ia melihat sesuatu yang lebih bertakwa lebih mendekatkannya kepada ketakwaan kepada Allah dibandingkan dengan pelaksanaan sumpahnya maka ia dianjurkan lebih baik untuk mendatangi ketakwaan itu” sebagai contoh semisal seorang yang terlanjur bersumpah untuk tidak berbicara dengan saudaranya atau dengan tetangganya maka berdasarkan hadits itu seharusnya sumpah tersebut harus dilanggar karena dalam pelaksanaan sumpah tersebut terdapat unsur pemutusan hubungan silaturahim yang justru sangat diperintahkan oleh Allah untuk diperhatikan dan sebagai konsekuensi dari pelanggaran sumpah itu si pelaku harus melaksanakan kafaratul yamin yakni dengan memberi makan atau memberi pakaian 10 orang miskin atau membebaskan budak dan jika hal itu semua tidak mampu maka kafaratul yamin berikutnya adalah melaksanakan 3 hari puasa. Jika komitmen sebagai manusia berupa sumpah harus dikorbankan demi sebuah ketakwaan maka apakah benar jika hanya karena kesibukan kita saja atau malah yang kita korbankan naudzubillahi.
Oleh karena itu marilah kita sadari dengan sebenar-benarnya bahwa ketakwaan merupakan hal yang paling penting hal yang menjadi prioritas yang harus kita perhatikan yang harus kita pertahankan dan kita jaga dalam hidup kita tentunya kita berharap di akhir hidup kita nanti pada nafas kita yang terakhir kita hidup bahwa kita masih tetap bisa mempertahankan ketaqwaan dalam diri kita sehingga kita tercatat sebagai manusia yang meninggal dalam keadaan beriman.
Source: https://youtu.be/z8E80n3Q8wI