Kegembiraan di Dunia
Hidup di dunia seperti mimpi, dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang senyatanya. Maka setelah manusia meninggal dunia, adalah saat manusia itu terjaga dari mimpi. Ungkap Habib Shaleh bin Muhammad Al Jufri menukil dari Kitab Al Munqidz min Al Dlolal (penyelamat dari kesesatan) karya Hujjatul Islam Al Imam Al Ghazali dalam kajian rutin di Unissula, Jum’at (25/08/2023).
Koordinator Dewan Syuro Majelis Al Muwasholah Baina ‘Ulama’il Muslimin Center Indonesia tersebut juga menjelaskan bahwa kegembiraan yang kita dapati di dunia adalah kegembiraan yang tidak nyata. “Kenapa tidak nyata? Karena kegembiraan kita akan tidak selama-lamanya. Kita akan hilang satu masa, kegembiraan itu akan berganti kesedihan. Tapi kalau saat ini kita menangis, pahamilah bahwa tangisan dan sedih kita adalah tidak nyata. Suatu saat akan muncul sebuah kondisi tangisan kita berubah menjadi tertawa,” jelasnya.
Habib Shaleh melanjutkan bahwa akan datang kepada manusia di akhir zaman tahun-tahun tipu daya. “Akan diviralkan oleh media atau orang-orang pendusta, dan akhirnya pendusta tersebut dibenarkan. Dan orang-orang yang amanah dan jujur akan dijadikan orang pendusta karena by design. Orang yang pengkhianat dia diberi amanah, dan orang yang amanah ia dituduh sebagai pengkhianat. Dan akan berbicara orang yang tidak punya kapasitas, tidak berkompetensi dan tidak bermoral tapi dia menentukan kebijakan umum,” jelasnya.
Sehingga pihaknya berpesan untuk terus mempersiapkan diri, menata hati, membersihkan hati, dan membersihkan pikiran untuk selalu taat kepada Allah SWT.
Turut hadir Rektor Prof Dr Gunarto SH MH, dan Wakil Rektor I, II, dan III Unissula. Juga jajaran pimpinan struktural, kepala unit/Lembaga/biro, pimpinan fakultas dan prodi serta dosen dan mahasiswa di lingkungan Unissula.