Iman Sebagai Dasar Syukur dan Sabar
Pemateri: H. Tali Tulab, S.Ag., M.S.I.
Lokasi: Masjid Abu Bakar Assegaf
Dalam salah satu hadis Nabi beliau bersabda berkaitan dengan sikap seorang yang beriman ketika menghadapi keadaan yang ada; ada nikmat mungkin bertambah mungkin berkurang, ada ujian, ada bencana, ada suka duka, itu hal yang mesti ada dalam kehidupan tapi Nabi mengatakan “Bagi orang yang beriman dia selalu dalam keadaan baik terus apapun yang dia hadapi”.
Ketika yang dia terima ada keadaan yang menyenangkan rezeki sedang lancar, badan sehat, keluarga sehat, semua hubungan relasi dan keluarga dalam tempat kerja di warga masyarakat semua baik dia senang dan ketika itu dia bersyukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan sikap syukur itu dia baik-baik dalam pandangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala baik pula untuk dia dan keluarga bahkan juga untuk masyarakatnya. Dan bila yang terjadi yang ada adalah hal-hal yang tidak baik ada bencana ada resiko dalam kehidupan baik menimpa dirinya keluarganya atau masyarakatnya; dia menyikapinya dengan sabar dan tabah membuat yang bersangkutan tetap saja baik.
Dua sikap yaitu syukur ketika mendapatkan nikmat dan sabar ketika sedang menghadapi ujian itu didasarkan atas pondasi iman. Pondasi iman yang menjadikan dia bersyukur karena pondasi iman yang menjadikan dia bersabar maka dua sikap itu selalu melekat dalam hidupnya tidak pernah terlepas dia menjadi pribadi yang kuat; itulah yang menjadikan Nabi menyatakan dalam redaksi hadisnya. Nabi kagum dengan sikap yang kuat bagi orang yang iman yang menjadikan dia sabar ketika mendapatkan ujian dan selalu bersyukur ketika mendapatkan nikmat.
Ada dialog diantara sekian ulama yang mempertanyakan mana yang lebih baik antara sabar dan syukur. Sebagian ulama mengatakan bahwa bersyukur itu lebih baik lebih utama dibanding sabar, sementara yang lain sabar lebih baik dibanding syukur tetapi kalau kita menengok bagaimana pandangan hujjatul Islam Al Iman Al Ghazali dia mengatakan bahwa sabar maupun syukur itu seharusnya tidak dipertentangkan untuk dinilai mana yang lebih baik mana yang lebih afdhol karena kedua-duanya itu harus ada pada siapapun yang mengaku diri beriman; bagi orang yang beriman selalu saja melihat adanya nikmat begitu banyaknya nikmat karena orang beriman punya mata batin yang membuat dia cerdas untuk melihat nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena itu orang beriman ketika berdoa termasuk dalam doa qunut dia mengatakan bagimu Allah segala puji apapun yang engkau takdirkan untuk diri saya ketika sakit yang bersangkutan masih bisa bersyukur karena yang sakit hanya badannya tidak hatinya yang sakit tidak keimanannya yang sakit dia masih melihat bahwa sakit itu menjadi kafarat atas dosa-dosanya karena itu dia masih saja bisa bertahmid bersyukur meskipun sedang sakit tetapi kondisi itu dibarengi saja tetap dengan kesabaran artinya dia tidak melepaskan diri dengan sabar pula karena sabar itu pula yang membuat dia bahwa sadar apapun yang menimpa itu sudah digariskan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala ketika sadar bahwa yang memberikan yang menghadap Allah maka tidak ada pilihan lain selain bersabar, kalau dalam manaqib asad Al Khodijah Jaelani sempat mengatakan “Tidak akan pernah ada orang yang bisa sabar menerima ujian terima bala kecuali kalau yang bersangkutan itu sadar dan tahu benar siapa yang memberikan bala dan ujian itu.” Ketika orang dengan imannya sadar bahwa tidak ada bala yang menimpa apapun siapapun kapan dan dimanapun kecuali dengan izin Allah maka dengan sadaran itu dia akan mampu untuk bersabar tetapi saudara sekalian Nabi berikan bimbingan kita agar jangan mengandalkan diri sendiri kita harus bersandar pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar bisa bersyukur perlu pertolongan Allah agar bisa bersabar juga perlu pertolongan Allah karena itu Nabi memberikan doa kepada sahabat yang bernama Ibnu Abbas Abdullah bin Abbas agar selalu membaca doa ketika setelah shalat doa yang diajarkan adalah Allahumma inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadah yang artinya ‘Ya Allah beri makna aku beri pertolongan aku untuk bisa berdzikir kepadamu dengan baik untuk bisa mensyukuri seluruh nikmat-nikmatmu dan berikan pertolonganmu agar kami bisa beribadah dengan baik.’