kajian
Hikmah Dibalik Kisah Nabi Ibrahim & Nabi Ismail

Hikmah Dibalik Kisah Nabi Ibrahim & Nabi Ismail

Kajian Kultum Ba’da Dzuhur –  Senin 24 Juni 2024

Pemateri           : Ust. Sukijan Athoillah S.Pd.I., M.Pd. Lokasi       : Masjid Abu Bakar Assegaf

Kita masih dalam suasana bulan Dzulhijjah di mana bulan ada momen yang sangat besar yaitu Idul Adha atau idul Qurban yang di dalamnya muat satu sejarah penting yang diabadikan di dalam Al-Qur’an di mana Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintah untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail Alaihissalam. Salam cerita tentang perintah tersebut sudah sering mansyur kita dengar dari berbagai Ustadz, para Kyai di dalam Al-Quran juga sudah terangkan secara jelas namun ada satu hal yang penting Mengapa Nabi Ibrahim itu diminta untuk menyembelih putranya? Para ulama memiliki banyak versi tentang Mengapa Nabi Ibrahim diperintah untuk menyembelih putranya di antara versi tersebut adalah yang ditulis oleh Syeikh Sofuri dalam kitab Nazatul Majad di dalam kitab tersebut Syeikh Sofuri bercerita bahwa Nabi Ibrahim ini salah satu keistimewaannya adalah sangat dermawan. Nabi Ibrahim setiap tahun itu selalu berkurban 100 unta 300 sapi dan 1000 kambing. Tidak hanya itu kedermawannya tapi Nabi Ibrahim itu memiliki tradisi apabila makan itu tidak sendirian sangat Dermawan mengundang tetangganya bahkan ketika tidak menemukan tetangga yang main ke rumahnya Nabi Ibrahim ini rela berjalan jauh untuk mencari teman untuk diajak makan karena kedermawanannya tersebut Allah memberikan satu keistimewaan mukjizat di mana Nabi Ibrahim Alaihissalam Ini diberikan mukjizat untuk dapat melihat aktivitas umatnya di segala penjuri tetapi ketika Nabi Ibrahim ini melihat aktivitas umatnya yang melakukan kemaksiatan Nabi Ibrahim ini langsung berdoa kepada Allah supaya memusnahkan umatnya tersebut, berdoa setiap ada orang maksiat didoakan “Semoga Allah memusnahkannya namanya” doanya nabi pasti Mustajab tapi lama-kelamaan Allah itu kemudian menegur Nabi Ibrahim “Wahai Ibrahim kalau caramu seperti ini nanti hambaku habis karena setiap orang maksiat kamu doakan harus mati tapi mereka bermaksiat”. Wah Allah Iya mereka bermaksiat tapi sak maksiat-maksiat mereka itu adalah hambamu yang menciptakan aku. “Wahai Nabi Ibrahim dan perlu kamu tahu bahwa orang bermaksiat itu macam-macam ada kalanya orang bermaksiat itu bisa tobat seketika, bisa tobat di hari tua, kalau pun tidak bisa tobat di hari tua bisa jadi mereka akan punya keturunan orang-orang yang saleh.” Oleh karena itu kemudian Nabi Ibrahim dipuji oleh Allah “Coba kalau begitu sembelihlah putramu yang kamu cintai karena bagaimanapun umatku aku akan tetap memberikan cinta kepadanya ketika aku menciptakan mereka aku ciptakan dengan penuh rasa kasih sayang dan selalu aku harapkan tobatnya entah sekarang besok ataupun nanti dia akan mempunyai anak-anak yang saleh yang bisa untuk mendoakan mereka” dan itu sangat kemungkinan karena dalam riwayat banyak sekali salah satu contohnya adalah Abu Jahal. Abu Jahal itu tidak Islam bahkan memusuhi Nabi; berusaha membunuh Nabi berkali-kali, tapi Abu Jahal memiliki putri namanya Ikrimah yang menjadi sahabat Nabi yang sangat alim yang sangat cerdas. Contoh lagi adalah sahabat Ali Bin Abi Thalib. Abu Thalib adalah paman nya Kanjeng Nabi dalam sejarah riwayat tidak ada yang menyatakan bahwa Abu Thalib itu Islam sampai meninggal tapi punya putra namanya Ali Bin Abi Thalib dan itu menjadi sahabat Nabi.

Oleh karena itu kita semuanya berpijak dari kisah ini maka untuk mewujudkan rasa kasih sayang kita kepada Allah, sayangilah sesama manusia dengan karakternya yang berbeda-beda walaupun mereka mungkin punya kebiasaan-kebiasaan buruk tapi selalu kita doakan pada nantinya mereka akan berubah menjadi baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *