Empat Ikhlas Dalam Perintah Agama
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Senin 8 Januari 2024 Pemateri: Ust. Sukijan Athoillah S.Pdi., M.Pd.
Lokasi: Masjid Abu Bakar Assegaf
Bahwasanya kita sebagai umat Islam umat Muslim di dunia ini terkadang kita memiliki perbedaan perbedaan pandangan terutama dalam hal keyakinan kita sebagai Muslim apa yang harus dilakukan. Muslim yang ideal itu seperti apa oleh karena itu pemateri mengutip satu pendapat dari Imam An-Nawawi sebagaimana yang dicantumkan atau disyairkan oleh para sebagian besar ulama tentang perintah-perintah dalam agama Syekh Nawawi berkata bahwa perintah agama itu yang pokok ada 4:
Yang pertama adalah melaksanakan ibadah dengan niat yang bagus atau ikhlas adapun ikhlas bagaimana ini banyak cara pandang.
Yang kedua adalah menepati janji yang dimaksud adalah menunaikan ibadah ibadah fardhu seperti shalat, zakat, puasa sampai dengan haji apabila mampu.
Kemudian yang ketiga adalah meninggalkan larangan-larangan halal haram yang diperintah oleh Allah untuk supaya ditinggalkan.
Terakhir yang keempat adalah mengikuti atau memiliki aqoid yang sehat sesuai dengan pendapat para ahlus sunnah wal jamaah di antara salah satu pendapat ahlus sunnah wal jamaah nanti yang akan jadi kitab pedoman hari ini adalah bagaimana konsep ikhlas menurut para ahli sunnah wal jamaah ikhlas bagaimana yang disampaikan oleh para ahli sunnah wal jamaah itu bermacam-macam. Ikhlas sering saya sampaikan memiliki tiga tingkatan utama yang pertama adalah ikhlas mulia karena tadi perintah agama yang pertama adalah meluruskan niat dalam beribadah tidak lain adalah ikhlas sedangkan ikhlas ini memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Ikhlas yang pertama adalah ikhlas yang paling tinggi dimana seseorang ibadah itu hanya mencari ridha Allah dia tidak mencari hal yang lain dia senang ditakdirkan sebagai orang Islam kemudian beribadah mencari ridha Allah tetapi ikhlas seperti ini adalah ikhlasnya para nabi ikhlasnya para malaikat oleh karena itu para nabi kalau beribadah tidak tanggung-tanggung seperti Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ibadah tahajudnya itu semalaman mengkhatamkan Al-Quran sampai sukunya atau kakinya itu bengkak sampai ditegur oleh Sayyidina Aisyah tapi itu adalah bentuk model ibadah para Nabi yang memang keihkalasannya ikhlas yang tertinggi dan itu sulit untuk dicapai oleh orang umum atau orang awam seperti ita semuanya bahkan menurut Kyai Haji Almarhum Almarhumah Mbah Syaroni Ahmadi Kudus tuh ahli tafsir mengatakan bahkan seorang kadang ikut thoriqoh pun dilatih oleh para Mursyid untuk mencapai keikhlasan seperti ini sulit. Kemudian ikhlas yang kedua adalah ikhlasul musto yaitu beribadah dalam rangka mencari pahala untuk mencari surga atau takut disiksa di neraka ini adalah keikhlasannya orang-orang umum awam seperti kita misalkan kita shalat jamaah di masjid ini supaya pahalanya dilipatgandakan 27 kali lipat kita melaksanakan shalat supaya kita tidak disiksa di neraka ini adalah salah satu bentuk keikhlasan ikhlas yang middle ikhlas yang tengah ikhlasnya orang secara umum atau orang awam seperti kita semuanya. Kemudian ada ikhlas yang paling rendah levelnya paling rendah yaitu ikhlas dunia orang yang beribadah dalam rangka mencari imbalan dari Allah berupa kemuliaan di dunia ini seperti orang shalat Duha supaya rezekinya ditambah misalkan kita dosen atau pegawai di Unissula ini sholat rajin sholat supaya kita itu karirnya bagus diberi karir yang bagus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini ikhlas dunia ikhlas level yang paling rendah dan ikhlas ini menurut termasuk Syekh Amin Kurdi dalam kitabnya, jadi ikhlas itu levelnya ada tiga level yang paling rendah mencari balasan dari Allah yang penting balasannya diminta dari Allah kalau balasannya diminta dari manusia itu namanya syirik misalkan shalat jamaah biar disanjung Pak Rektor nah ini beda lagi ini syirik namanya tapi kalau kita tidak shalat takut disanjung ini justru riya riya yang sejati adalah meninggalkan ibadah karena takut diketahui manusia itu justru riya riya yang hakekat. Lalu bagaimana ya kita orang awam kita orang umum beribadah mencari pahala mencari surga supaya tidak disiksa di neraka itu sudah keikhlasan yang tepat bagi kita sebagai hamba Allah secara umum.