Cinta Rasulullah Kepada Keluarganya

Sikap yang dimuliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Ummul mukminin Sayyidah Aisyah Radhiyallahu Anha menuturkan “Tidak pernah aku melihat seorang pun yang mirip keadaannya dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam cara berdiri dan duduknya” seperti Fatimah putri beliau. Ketika ia datang Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera berdiri dan menyambutnya kemudian menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduknya saking seringnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mencium Fatimah putrinya, Aisyah istri beliau menutur Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang mulia menjawab “Wahai Aisyah istriku, jikalau aku merindukan surga maka aku akan mencium Fatimah”. Begitu besarnya Cinta Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kepada putrinya hingga disampaikan di hadapan para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beliau mengatakan “Sesungguhnya Fatimah itu adalah belahan jiwa siapapun yang menyakitinya berarti ia telah menyakitiku dan siapapun yang membuatnya marah berarti dia membuatku marah”. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun sangat mencintai cucunya Sayyidina Hasan dan Husain.
Dalam hal ini Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu bercerita; suatu hari ketika para sahabat sedang berkumpul dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sehingga Fatimah datang seraya menangis tentu Rasulullah kaget dan bertanya Rasulullah pun berkata “Biar ayahmu yang menjadi tebusanmu wahai putriku. Mengapa engkau menangis wahai putriku?”. Fatimah pun menjawab “Hasan dan Husain pergi dari rumah dan saya tidak tahu keadaannya saat ini berada di mana”. Rasulullah pun menghibur putrinya “Tenanglah wahai putriku” karena pencintanya sangat dan lebih mencintainya daripada Engkau dan aku Jibril pun berkata “Wahai Muhammad, tenanglah saat ini keduanya berada di sebuah perkampungan Bali Nazar, dia sedang tertidur dan Allah telah perintahkan malaikatnya untuk menjaganya”. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beserta para sahabat segera menuju perkampungan Bali Nazar dan sesampainya di sana beliau mendapatkan kedua cucunya sedang tertidur dan malaikat pun menanya dengan kedua sayangnya kemudian beliau mengambil dan memeluknya hingga keduanya terpangku Hasan diletakkan di bahu kanan dan Husein di bahu kirinya melihat itu Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq berkata pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Wahai Rasulullah berikanlah salah satu orang atau anak itu kepadaku biar aku menggendong” namun Rasulullah menjawab “Alangkah indahnya kendaraan mereka dan alangkah indahnya para penunggangnya sampai di masjid”. Rasulullah berdiri dan kedua cucunya masih berada di kedua bahunya kemudian Beliau berkata “Wahai kaum muslimin maukah kuberikan pengetahuan kepada kalian semuanya? Siapakah orang yang paling baik? Kakek dan neneknya”. “Tentu wahai Rasulullah, kami mau mendengarnya”. “Orang yang paling baik adalah Hasan dan Husein, kakeknya Rasulullah penutup para Nabi dan Rasul dan neneknya adalah Khadijah binti Khuwailid; wanita penghuni Ahli Surga”.
Dalam kisah yang lain Rasulullah pernah memanjangkan sujudnya ketika Shalat Isya. Para sahabat mengira bahwa Rasulullah sedang mendapatkan wahyu dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala usai shalat Rasulullah berkata “Tidak, bukan karena itu tetapi karena anakku menunggangi punggungku dan saya tidak ingin segera menyelesaikan sujud sebelum mereka memenuhi hajatku atau memenuhi hajat mereka”.
Dari kisah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini beliau memberikan teladan kepada kita semuanya. Rasulullah memberikan contoh selalu mencintai keluarganya, mencintai anak dan istrinya dan cucunya. Mudah-mudahan dari kisah ini kita termasuk menjadi orang-orang yang senantiasa mencintai dan menyayangi keluarga kita.
Pemateri : Ust. Mustain, M.Pd.I
Source: https://youtu.be/TVmrwWHGFqM