Antara Nasab dan Nasib
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur Senin 26 Agustus 2024
Pemateri : Moh Farhan Husain, S.Pd.I., S.Hum., M.Pd.I.
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Betapa sungguh ketika kita sebagai manusia benar-benar apa yang kemudian kita miliki sebagai sebuah wujud kehambaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh sebab itu Allah tidak memandang dari mana nasabnya Allah tidak memandang dari siapa ia dilahirkan tetapi Allah memandang dari keimanan ketakwaan dan keilmuan yang dimilikinya di dalam kitab Al Adzkiya Imam Al-Jauzi di halaman 188 sampai 189 beliau memberikan sebuah inspirasi cerita yang amat sangat luar biasa yang mampu kita teladani dimana cerita itu diriwayatkan oleh Said bin Yahya Al-Umawi pada masa dahulu. Dikisahkan ada tiga orang pemuda di mana pemuda itu mereka sedang berlatih panah maka dua di antaranya berasal dari golongan suku Quraisy yang sangat terkenal di Arab sedang yang satunya berasal dari golongan budak maka kemudian orang yang pertama mencoba untuk menarik busur panahnya mengenai hampir tepat di tengah maka dia pun berbangga diri. Maka saya bisa begini siapa dulu kakek moyang saya saya keturunan dari orang yang terhormat kemudian orang yang kedua dia menarik busur panahnya dan hampir juga mengenai kepada tempat sasaran pada anak busur panah maka dia pun juga menyombongkan diri dengan menyampaikan siapa dulu saya; saya keturunan dari orang yang dikenal Syuhada yaitu Utsman bin Affan maka kemudian golongan orang yang ketiga seorang pemuda yang berasal dari budak maka beliau pun kemudian menarik busur panah nya dan ternyata mengenai tepat di titik yang tidak mampu dicapai oleh orang pertama dan orang kedua maka kemudian pemuda budak ini pun mengatakan kepada temannya yang berdua siapa dulu saya; saya keturunan dari orang yang mana orang itu dihormati oleh malaikat bahkan malaikat pun bersujud hormat kepada kakek moyang saya. Maka kemudian dua orang pemuda yang berasal dari bani Quraisy yang terkenal itu pun kaget dan bertanya kepada budak tadi; engkau kan berasal dari budak kenapa kau mengatakan bahwa kakek moyangmu adalah orang yang terhormat saking terhormatnya tidak hanya manusia yang hormat tetapi malaikat pun hormat kemudian? Si budak ini menjawab kakek moyang saya adalah Nabi Adam Alaihissalam maka di dalam Al-Qur’an dia mengingatkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman di dalam ayat yang lain Allah telah menyampaikan yaitu “Dan ingatlah ketika Allah menyampaikan memerintahkan kepada para malaikatnya bersujudlah kalian kepada Nabi Adam maka semuanya bersujud para malaikatnya Allah kecuali iblis karena iblis itu takabur terhadap dirinya menyombongkan diri dan dia termasuk orang-orang yang kafir”. Dari cerita ini mengandung hikmah yang luar biasa.Kemudian kita lihat yang pertama bahwa derajat manusia tidaklah ditentukan dari asal muasal keturunan siapa tetapi lebih ditentukan kepada ketakwaan keimanan dan juga keilmuan yang dimiliki karena di dalam ayat lain Allah menyampaikan “Allah akan meningkatkan mengangkat derajat orang-orang yang beriman bertakwa dan memiliki ilmu pengetahuan” Oleh sebab itu bagi kita para mahasiswa-mahasiswi di mana pun berada kesuksesan kita di masa mendatang tidaklah tergantung dari siapa kita berasal keluarganya tetapi semangat juang kita untuk berikhtiar menggapai ilmunya Allah melalui apa yang ada di kampus tercinta ini. Yang kedua bahwa ada hikmah perlunya kita untuk egalitarianisme bisa bergaul dengan siapapun walaupun dia seorang Buddha dia mampu berkomunikasi baik dengan orang bangsawan maka inilah kunci kesuksesan apalagi di abad 21 ini salah satu skill yang harus kita miliki adalah kemampuan untuk komunikatif dan kolaboratif yang ketiga bahwa optimisme untuk sukses di masa yang akan datang dan juga cita-cita yang tinggi perlu dipupuk. Maka himmatul Aliah cita-cita yang tinggi dan juga katun Nafsi percaya diri merupakan kunci bagi kita generasi yang ingin meraih kesuksesan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu berbangga dan berbahagialah para civitas akademika khususnya mahasiswa-mahasiswi bahwa kita berada di kampus yang mengintegrasikan antara kemampuan pemikiran yang tinggi intelektualisme ditambah dengan akhlak yang baik yaitu dengan Birrul Walidain. Mudah-mudahan dengan kombinasi ini maka Allah akan mengangkat derajat kita memiliki kualitas keimanan dan ketakwaan yang tinggi di dengan keilmuan yang mumpuni sehingga menjadi generasi Khaira Ummah yang akan memberikan keberkahan dan kemaslahatan.
Source: https://youtu.be/w08ggyKVnPo