BISmillah, Berkhidmat Untuk Kesejahteraan Umat

Bersiap Diri Menghadapi Kematian

Kajian Kultum Ba’da Dzuhur –  Selasa 4 Juni 2024

Pemateri           : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc., M.A. Lokasi     : Masjid Abu Bakar Assegaf

Kematian adalah salah satu ketetapan takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang pasti akan dialami setiap insan yang bernyawa, salah satu karakteristik ketentuan Allah ini adalah mengejutkan setiap saat kita mendengar dan menyaksikan kabar dipanggilnya saudara-saudara kita ke hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apapun dan bagaimanapun latar belakangnya pasti mengejutkan dan itulah karakteristik salah satu ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sepatutnya bagi kita sendiri harus senantiasa bersiap-siap untuk berjumpa dengan ajal ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala tersebut.

Setiap kita tentu tidak berharap artinya merasa tidak siap untuk menyambut ajal tersebut. Namun karena sudah dipastikan ditetapkan untuk kita semua maka siap atau tidak siap setiap saat dan bagaimanapun di manapun keadaan kita harus senantiasa bertawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk memperkuat kesiapan kita diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiallahu anha Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam Allahumma shalli ala sayyidina muhammad bersabda tentang kematian Man ahabba liqa Allahi ahabballahu ahu “Barangsiapa yang benar-benar cinta berharap berjumpa dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka Allah pun juga cinta sangat berharap berjumpa dengan orang tersebut” waman kariha liq Allahi karihallahu liqahu “Barangsiapa yang benci takut khawatir tidak ingin bertemu dengan Allah maka Allah juga tidak ingin bertemu benci untuk menjumpai hamba tersebut”. Sabda Baginda Nabi ini mengejutkan Sayyidah Aisyah dan para sahabat, mereka bertanya “Ya Nabi Allah akarahiyatul maut wahai Baginda Nabi Apakah yang engkau maksud itu berarti kita tidak boleh khawatir takut terhadap kematian?” Baginda Nabi kemudian menjelaskan nakrul maut kata Sayyidah Aisyah dilengkapi “Setiap kita pasti tidak ingin bertemu dengan kematian” Baginda Rasulullah kemudian menjawab bukan seperti itu maksudnya bukan berarti kita akan menghindar dari rasa takut terhadap kematian itu wakinal mukmina ir birahmatillah waridwanii wa jannatihi ahabbalika Allah yang dimaksud cinta berharap besar pertemuan dengan Allah adalah ketika diberi kabar gembira dengan rahmat Allah dengan Ridha Allah dan dengan surga Allah Subhanahu Wa Ta’ala saat itulah timbul rasa cintanya harapannya yang besar untuk berjumpa dengan Allah faahabballahu liqahu dengan rasa cinta dan harapan besar itulah Allah juga akan mencintai perjumpaan dengan hamba itu wa Innal kafiro berbeda dengan orang kafir Za butsir bismillahi wabihi kalau ia mendengar disampaikan kepada orang kafir itu kabar tentang siksa Allah dan murka Allah tentu dari Allah orang orang itu pasti tidak ingin berjumpa dengan Allah wallahu liqahu dan Allah pasti juga tidak ingin bertemu dengan orang kafir tersebut; artinya dengan ampunan dan dengan rahmat atau surganya Allah. Hadis ini diriwayatkan oleh imam muslim. Semoga dapat menambah bekal kita senantiasa siap untuk menyambut tamu Allah Subhanahu Wa Ta’ala baik terhadap diri kita sendiri ataupun ketika tamu Allah ajal itu menjemput saudara-saudara kita semuanya.

Share :

Tags :

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Latest Post

Categories

YBWSA

Gedung Kantor YBWSA

Masuk

Daftar

Setel Ulang Kata Sandi

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email, anda akan menerima tautan untuk membuat kata sandi baru melalui email.