Dua Sahabat Yang Baik Hati
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Senin 5 February 2024
Pemateri : H. Samsudin Salim, S.Ag., M.Ag Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Sebuah persahabatan bisa saja terpisah namun ingatan dan kenangan yang pernah diukir tampaknya sulit untuk dilupakan bahkan terkadang menyisakan ke ikan dan keajaiban tersendiri ada sebuah kisah seorang yang kesehariannya menjadi manajer eksekutif di sebuah perusahaan ternama yang memiliki sahabat semenjak SMP ternyata dia adalah seorang yang memiliki hotel dan juga sebagai aktivis Masjid sebut namanya Ahmad dan Zainal dua sahabat ini terpisah selama 25 tahun dua-duanya adalah anak yang cerdas Ahmad dia termasuk anak yang sangat cerdas meskipun dibesarkan dari keluarga yang tidak mampu sementara Zainal dia pun selalu menempati ranking dua ketika SMP namun dia dibesarkan dari keluarga yang berada. Setelah sekian lama berpisah keduanya ini dipertemukan di tempat yang suci yaitu di masjid tepatnya di koridor wudhu keduanya ini dipertemukan ada sebuah pemandangan yang mengejutkan Zainal yang seorang manajer eksekutif dengan pakaian formal berdasi namun dia tetap tawadu tiba-tiba dikejutkan oleh seorang Marbot masjid yang sedang asik memainkan lapel kerena dia seperti orang yang pekerjaannya adalah marbot dan dia masih teringat bukankah ini adalah Ahmad dulu teman sahabat saya yang cerdas pandai sungguh kasihan nasibnya hanya menjadi seorang Marbot lalu dia sapa “Benarkah engkau Ahmad” “Iya aku Ahmad” Zainal ini tidak berpikir panjang dia langsung kemudian mengambil dompetnya dan dia ambil kartu namanya lalu ia berikan kepada Ahmad jika kau butuh sesuatu silakan hubungi saya, saya akan segera melanjutkan pekerjaan namun saya sempatkan untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu. Kebiasaan Zainal ini ya selalu menyinggahi masjid ketika dia berada di sebuah kota untuk melaksanakan shalat tahiyatul masjid nah selesai Zainal ini melaksanakan shalat tahiyat kemudian tiba-tiba ada seseorang yang berada di belakangnya selesai salam kemudian orang yang berada di belakangnya Ini bertanya “Bapak bapak tadi kenal ya dengan Ir Haji Ahmad?” “Ha? Ahmad dia sudah Haji?” “Oh sudah lama Pak sudah lama hajinya” “Iya dia teman saya sejak kecil dia sudah Haji?” “Iya Pak, Bapak tahu pak masjid ini itu yang membangun adalah Bapak Haji Ahmad, Bapak tahu Hotel yang berada di bawah Puncak Bogor ini itu pemiliknya adalah Pak Haji Ahmad”.
Baik Ahmad maupun Zainal tidak ada yang salah, Ahmad dia adalah sahabat yang baik dia tidak ingin menceritakan siapa sebenarnya dia mungkin oleh kawannya sahabatnya Zainal dia dianggap seorang Marbot tapi dia tidak ingin menunjukkan siapa sejatinya dia begitu juga Zainal dia langsung menunjukkan kartu nama dan ingin membantu kawannya dia tidak ingin berbasa-basi aku sekarang bekerja di sini menjadi ini menjadi itu tidak ini persis sebagaimana tuntunan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi Ruli “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik yang paling berbuat baik kepada sahabatnya” dari kisah ini kita bisa mengambil sebuah hikmah bahwa kebaikan yang kita lakukan itu adalah bagian dari perjalanan hidup yang terus kita lakukan setiap kali kita berbuat baik maka kebaikan itu dan semua yang kita lakukan sejatinya selalu berporos kepada kebaikan karena itulah tugas kita menumpuk-numpuk kebaikan selama di dunia.