Tidak Mengandalkan Amal Tapi Lebih Mengharap Rahmat Allah
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Kamis 18 Januari 2024
Pemateri: H. Tali Tulab, S.Ag., M.S.I. Lokasi: Masjid Abu Bakar Assegaf
Di antara beberapa tanda orang berpegang atau mengandalkan amal adalah dia akan kurang harapannya kepada Allah ketika ada terpeleset dari dirinya baik ucapan perbuatan maupun perilaku-perilaku yang terjadi pada dia. Yang dimaksud dengan amal tentu saja seluruh aktivitas seseorang baik dalam aktivitas pikirnya apalagi selanjutnya sudah membentuk sikap dan perilaku lahir berupa ucapan maupun perbuatan yang bisa diamati oleh orang lain. Amal adalah ketika hati seorang menerima hidayah taufik menjadi beriman ketika seseorang dengan hatinya berdzikir itu bagian dari amal apalagi amal yang secara kasat mata semua orang bisa melihat seperti shalat dzikir setelah shalat zakat puasa Haji dan seterusnya atau amalan-amalan sunah yang dibimbingkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam tentu saja sebagai Muslim punya kesadaran atas dasar imannya untuk melakukan amal baik ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah bahkan sebagian ulama memahami amal itu bagian konsekuensi tak terhindarkan tak terlepaskan dari iman.
Hikmah itu bukan berarti tidak penting beramal, beramal saja sangat penting karena memang konsekuensi iman adalah amal dan indikator iman yang yang kuat adalah orang ketika punya semangat untuk beramal dengan kata lain ketika ada nabi menyatakan iman itu berkurang dan bertambah indikator bertambahnya iman adalah tambahnya ibadah dan amal saleh seseorang dan sebaliknya indikator yang menandai kurangnya iman seseorang adalah ketika yang bersangkutan tidak semangat atau kurang dalam beribadah dan beramal saleh kemudian ketika orang sudah beramal dan dia sudah mendasarkan amalnya itu kepada iman yang ada dalam hati nuraninya maka penting dipahami bahwa Iman maupun amal saleh itu ketika bisa dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari hidayah dan taufik dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena itu tidak layak seseorang mengandalkan amalnya artinya seseorang sudah beramal baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah selanjutnya seakan-akan dengan yakin 100% dia pasti akan mencapai tujuan yaitu terselamatkan dari neraka, mengandalkan amal mencapai surga, mengandalkan amal itu tidak dibenarkan atau bagi orang saleh orang yang sudah meneguhkan diri untuk menuju ke hadirat Allah untuk mencapai wusul.