Muhasabah Nikmat
Kajian Khutbah Jumat – Jumat 12 Januari 2024 Pemateri : Moh Farhan Husain, S.Pd.I., S.Hum., M.Pd.I.
Lokasi: Masjid Abu Bakar Assegaf
Sungguh di dalam perjalanan waktu hari berganti hari, minggu pun berganti minggu bulan berganti bulan, tahun pun demikian boleh jadi masih terbersih di dalam ingatan kita bagaimana setahun yang lalu awal tahun baru 2 023 ternyata kita sekarang sudah masuk di awal tahun 2024 artinya bahwa betul-betul diri kita harus senantiasa untuk melaksanakan muhasabah diri di antaranya adalah meningkatkan kualitas yaitu syukur kita di hadapan Allah sebab sudah sangat banyak nikmat yang Allah curahkan dan limpahkan untuk kehidupan kita terkait dengan hal tersebut Allah mengingatkan kita auzubillahiminassyaitannirojim ya ayyuhalladina amanutaqulaha walur nafsum Ma qdamat wattaqulah innallaha khir bimaalun di dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dan juga melihat yaitu bagaimana ke depannya diri kita dalam konteks itu ada hal yang menarik yaitu Ibnu Katsir di dalam kitabnya tafsirul quranilim juz 4 halaman 295 beliau menafsir iibu anusakum di sini Ibnu Katsir menafsirkan mengingatkan bahwa berhitung-hitunglah kita terhadap diri kita sebelum nanti Allah akan menghitung amaliah kita dan ditekankan di sini hendaknya kita benar-benar mencoba melakukan amal-amal yang akan ada hari di mana kita akan kembali kepada Rabb semesta alam yang tentu saja mudah-mudahan apa yang kita laksanakan baik ibadah mahdah maupun ghairu mahdah dinilai sebagai ibadah di sisi Allah Azza Wa Jalla.
Oleh sebab itu betapa sungguh kita sudah banyak sekali Allah curahkan nikmat sehingga ketika kita menghitung hitung diri kita terkait amal baik dan buruknya tentu kita harus juga mengingat-ingat nikmat-nikmat yang Allah sudah berikan yang betul-betul wain tauddu nikmatallahi la tusuha ketika kita ingin menghitungnya tidak mampu diri ini untuk menghitungnya bukan karena tidak ada yang dihitung tapi karena terlalu banyak nikmat yang dicurahkan sehingga kalkulator manusia tak mampu menghitungnya Ibnu Ahakandari menyatakan di dalam kitabnya alikam bahwa sesungguhnya kita diingatkan manusia ataupun makhluk apapun mereka tidak mu terlepas dari kenikmatan yang Allah berikan kepada makhlukNya yaitu yang pertama nikmat ijad yang kedua nikmat imdad; yang pertama Nikmatul ijad adalah nikmat wujudnya diri kita di alam dunia sungguh kita dulu tidak pernah minta untuk dihidupkan oleh Allah di alam dunia ini tapi atas Rahman Rahimnya Allah atas karunianya Allah kita ditunjuk untuk mengalami kehidupan di alam dunia ini bahkan ketika kita ditunjuk diberikan kehidupan Allah memberikan kepada kita sebuah posisi sebagai manusia yang di dalam Al-Quran surah At-Tin Allah tegaskan laqad kholaqnal insana fii ahsani takwim sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk terbaik oleh sebab itu kita dipilihkan oleh Allah sebagai posisi manusia yang disebut dengan terbaik maka pertanyaannya adalah apakah ketika Allah memilih kita sebagai manusia lantas tanpa ada dasar ciptaannya ternyata di dalam Az-Zariat ayat 56 Allah menyampaikan bahwa wa khalaqtul jinna Wal Insa illa liya’budun Dan tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia hakikatnya adalah untuk supaya beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala oleh sebab itu ketika kita menjadi manusia maka bagaimana amaliah kita baik itu ibadah mahdah atau giriru mahdah mudah-mudahan dicatat sebagai amal ibadah amal saleh bagi kita yang kedua Ibnu Athailah mengingatkan bahwa setelah orang diberikan nikmatul ijad bukan lantas Allah meninggalkan dirinya tetapi Allah memberikan nikmatul imdadar sana prasarana yang diberikan dan semuanya itu digratiskan oleh Allah dalam perspektif apaad ketika kita lihat bagaimana setiap hari kita menghirup udara oksigen dan lain sebagainya betapa sungguh kita diberikan nikmat yang luar biasa terkadang kita baru sadar bahwa nikmat itu harganya mahal ketika kita sedang diuji sakit bahkan yang luar biasa lagi apapun makhluk yang ada di alam dunia ini hakikatnya Allah sudah menanggung rezeki bagi mereka bahkan kita pun diingatkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala wardi illaallahi rizquhaam mustaq waah Fi kitab mubin bahwa sesungguhnya hewan tidak ada satu hewan melata pun di bumi kecuali Allah itu sudah menyiapkan rezeki baginya oleh sebab itu Allah tegaskan di dalam Quran Surah Saba 5 di dalam Quran Surah Surah Saba auzubillahiminasyaitanirrajim Qul innabi yabsut rizq Li Yasya waqdir Wakin aksarasi la yalamun katakanlah sungguh Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki dan membatasi rezeki kepada siapa yang dikehendaki tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui dan ternyata sebelum kita tutup khutbah ini bahwa dua nikmat yang dahsyat luar biasa Nikmatul ijad Wal imdad nikmat itu sangat besar tetapi ternyata ada nikmat yang lebih besar dari itu yang harus kita renungkan dan harus kita pegangi untuk meniti kehidupan yaitu Nikmatul nikmat petunjuk nikmat hidayah nikmat iman Islam yang Allah berikan di dalam hati kita. Oleh sebab itu mudah-mudahan di dalam momentum mengawali tahun baru 2024 ini kita betul-betul diri kita berdoa kepada Allah dan berusaha berupaya mensyukuri atas nikmat yang sudah Allah karuniakan bagi kita amin amin ya rabbal alamin.