Istiqomah Pasca Ramadhan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memilih kita sebagai hamba-hamba-Nya yang diberikan keimanan. Sementara banyak juga hamba-hamba Allah yang masih berada dalam kekufuran. Keimanan itu pun disempurnakan oleh Allah dengan memberikan kepada kita hidayah sehingga kita tidak berat untuk melaksanakan ibadah. Hidayah dan keimanan yang telah kita miliki disempurnakan lagi oleh Allah dengan umur kita kesempatan yang diberikan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadhan yang telah lampau (yang telah lalu), sehingga kita dapat memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan. Tidak hanya itu, anugerah itu tidak berhenti bahkan Allah memperpanjang umur kita sehingga kita dapat mengkhatamkan bulan Ramadhan dengan baik sehingga kita dapat bertemu dengan bulan Syawal kembali dengan penuh keimanan dan ketakwaan.
Keimanan dan ketakwaan merupakan bagian dari anugerah yang diberikan Allah dalam jenis yang tidak tampak. Maka tidak heran terhadap anugerah tersebut. Manusia sering lalai, manusia sering lupa; sering tidak ingat bahwasanya anugerah keimanan dan ketakwaan yang telah dia miliki yang telah diberikan Allah tidak dijaga dengan baik, tidak dieman-eman bahkan naudzubillah dibiarkan. Ketika hilang pun tidak dirasakan, maka sebagai orang yang beriman secara sadar tentu akan menyatakan bahwa anugerah berupa keimanan jauh lebih berharga dibandingkan dengan anugerah yang tampak; berupa harta atau kekayaan apapun. Sebab harta ketika hilang masih dapat dicari lagi namun keimanan ketika hilang secara otomatis akan tergantikan dengan kekufuran yang juga otomatis kekufuran itu akan menghalangi keimanan untuk datang kembali ke dalam hati nauzubillah minzalik. Oleh karena itu penjagaan terhadap keimanan juga harus diperhatikan terlebih bagi orang yang tidak ingin berkurang atau tidak ingin hilang keimanannya. Penjagaan terhadap keimanan dapat dilakukan dengan melaksanakan amal-amal saleh dan beristiqomah dalam menjalankannya.
Istiqomah diterjemahkan oleh Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadus Shihin dengan redaksi ayyusabbital insan ala syariatillahi subhanahu wa taala yaitu ketika seorang manusia konsisten tetap berpegang teguh terhadap syariat Allah Subhanahu Wa Ta’ala sesuai dengan firman Allah. “Istiqomahlah sebagaimana engkau Muhammad telah diperintahkan”.
Pentingnya menjaga istiqomah di bulan Syawal adalah dalam rangka menjaga ketakwaan yang telah kita peroleh melalui ibadah puasa selama 1 bulan Ramadhan dan diwarnai dengan ibadah-ibadah yang lain yang barangkali sering kita lakukan di bulan Ramadhan. Istiqomah ini dalam bentuk menjaga amal-amal saleh yang biasa kita lakukan di bulan Ramadhan agar tetap kita jaga, tetap kita lakukan meskipun kita tidak berada lagi di bulan Ramadhan seperti itulah pentingnya istiqomah untuk kita laksanakan di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Dan ketika kita mampu melaksanakan istiqomah meskipun hakikatnya semua itu manfaatnya akan kembali kepada kita namun tidak hanya itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berjanji dengan kabar gembira yang lebih hebat yakni dianugerahkan kepada kita yang senantiasa istiqomah senantiasa konsisten dalam mengamalkan syariat Allah dianugerahkan berupa malaikat yang senantiasa menjaga kita agar kita tidak khawatir tidak mengalami kesusahan serta diberikan surga dengan segala kenikmatannya sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah; “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka beristiqomah maka untuk mereka akan turun kepada mereka para malaikat yang menjanjikan kalian tidak perlu khawatir tidak perlu takut tidak perlu bersusah payah dan gembiralah kalian dengan surga yang telah dijanjikan kepada kalian”. Janji berupa jaminan keamanan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang mau menjaga kualitas keimanan dan ketakwaan agar tidak berkurang ataupun hilang dari dalam diri mereka, laksana penjagaan seorang kaya terhadap harta bendanya dengan keamanan yang ekstra ketat.
Source: https://youtu.be/4mSiwOfVmvw