BISmillah, Berkhidmat Untuk Kesejahteraan Umat

“Perbedaan Wakaf, Zakat dan Infaq” – Part 2

Pemateri    : Ust. Hasanudin, LC., MEI Lokasi    : Ruang Rapat Besar YBWSA

Di surat Al-Baqarah ayat 254; ayat ini sangat tepat untuk kita bersama terutama momentum menyambut bulan Ramadhan karena di sini menerangkan bagaimana Allah itu memberikan pedoman kita di dalam gunaan harta maka ada kitab yang ditulis oleh salah satu ulama namanya kitab Al-Amwal, Al-Amwal ini memberikan pedoman bagi individu bagi negara di dalam mengelola keuangan karena harta itu bagian yang juga sangat penting untuk masyarakat untuk manusia apalagi kalau sudah masuk ke ekonomi makro. Ekonomi makro maka ini bicara tentang Indonesia ini penting sekali untuk bagaimana uang itu harus di manage dengan baik dan amanah.

Ketika orang-orang beriman menyedekahkan harta kita apakah semua(?) tidak, karena di sini ada keterangan. Sebagian dari harta yang telah kami rezekikan kepada kalian tidak semua, Allah tidak pernah memerintahkan kalau mau sedekah kudu kabeh. Sebagian, maka sebagian itu memberikan keleluasaan kepada kita untuk sedekah sesuai dengan kemampuan kita. “Wahai orang-orang yang beriman infakkanlah sebagian apa yang telah kami berikan kepada kalian sebelum akan datang hari yang tidak ada jual beli” berarti kalau tidak ada jual beli yaitu dimaksud hari kiamat.

Wahai orang-orang yang beriman agar menafkahkan fi wujuhil khair. Sebenarnya infak itu kalau secara istilah adalah pemberian kepada orang lain berupa harta untuk mengharap pahala kemarin sudah pemateri sampaikan bedanya infak, zakat, wakaf, shodaqoh. Wakaf ini Pak Musni kalau infak itu pemberian kepada orang lain yang berupa harta untuk mengharap pahala kalau zakat pemberian kepada orang lain ketika harta kita dalam persyaratan tertentu dan diberikan orang lain (orang tertentu juga yaitu delapan asnaf) hartanya ada syaratnya mustahiknya juga ada syaratnya. Kemudian yang ketiga sedekah, kalau sedekah itu pemberian kepada orang lain untuk mengharap pahala baik berupa materi maupun im-materi. Jenengan baca dzikir tiap pagi, tiap shalat laa ilaha illallah, sedekah tasbih subhanallah, sedekah takbir Allahu Akbar, sedekah tahmid. Membuang batu atau paku di jalan itu juga sedekah, termasuk senyummu di depan saudaramu juga sedekah jangan cuma di depan pasanganmu, kalau di depan pasanganmu itu wajib.

Infak di dalam segala kebaikan banyak maknanya. Kebaikan jenengan meskipun secara infak itu seperti yang di ayat sebelumnya kita kaji lebih kepada nafkah untuk keluarga, untuk diri sendiri juga karena afdholu prioritas di dalam kita memberikan nafkah yang pertama adalah kepada diri sendiri; kebutuhan pokok papan sandang itu harus lebih berhak ketika punya uang. Ketika infak paling banyak itu bagus aulawiyahnya adalah diri sendiri kemudian yang kedua keluarga bisa bapak ibu kemudian istri suami anak kemudian apalagi kakak kandung. Yang ketiga adalah kerabat. Jadi setelah cukupi diri kita, keluarga kita tercukupi maka aulawiyah berikutnya adalah kerabat. Jenengan punya kerabat punya tetangga itu yang paling prioritas setelah keluarga.

Jadi kalau kebaikan hari ini versinya banyak jadi kita bebas untuk mentasarufkan infak kita waminqobli ayati yaumul qiyamah; sebelum datang hari kiamat alladzi laa akunu tijarah tidak akan ada di dalamnya tijarah perdagangan tidak ada jual beli, tidak akan ada persahabatan teman yang akan membela kita, tidak ada orang yang bisa mensyafaati atau menolong kita. Maka disitulah hanya amal kita yang akan bisa untuk menolong kita.

Dunia ini adalah fase alam yang paling penting, kalau alam kemarin kita bagi ada alam roh kita sudah lewati kedua alam rahim kita sudah lewati fase alam yang ketiga ini adalah alam dunia ini adalah alam yang paling penting yang paling menentukan jalan kita untuk ke alam berikutnya alam kubur alam barzakh. Maka alam ini cari bekal sebanyak-banyaknya khususnya ini akan mendekati memasuki bulan yang dilipatgandakan pahalanya semangat harus dimunculkan dari sekarang.

Share :

Tags :

LEAVE A REPLY

Latest Post

Categories

YBWSA

Gedung Kantor YBWSA