Tipologi Menangis
Ada hal yang menarik ketika kita lihat di dalam Al-Qur’an. Ada beberapa tipologi orang menangis di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an menyampaikan paling tidak ketika kita teliti dan kaji ada sekitar tujuh sampai delapan ayat yang menjelaskan tentang menangis. Bagi kita ketika kita telusuri lebih jauh paling tidak ada tiga hal yang perlu kita pahami bahwa orang menangis itu dibagi ke dalam tiga hal:
- Orang menangis karena sedang ditimpa ujian ataupun musibah ataupun dalam arti ketika sedang berduka.
- Orang yang menangis ketika ditimpa kesenangan dan kebahagiaan.
Dan yang perlu kita perhatikan dan harus hati-hati adalah ada di dalam Al-Qur’an orang menangis karena hipokrit ataupun dia ingin menzalimi kepada yang lain. Oleh sebab itu yang pertama di Al-Qur’an ada ayat-ayat yang menunjukkan bahwa orang-orang yang menangis memang karena ingin. Kemudian diberikan ampunan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Atau boleh jadi ketika ditimpa musibah maka Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun dikembalikan semuanya dari Allah dan akan kembali kepadanya.
Oleh sebab itu golongan yang pertama:
- Orang yang menangis karena sedang diuji oleh Allah boleh jadi sedang diuji kemaksiatan dosa yang amat besar. Maka di dalam hadits riwayat Imam yaitu Abu Hurairah bahwa salah satu golongan yang akan mendapat naungan Allah adalah warul orang-orang yang mereka menangis meneteskan air mata bukan supaya dipuji oleh orang tetapi di dalam kondisi sendiri di tengah malam sunyi di tempat mereka masing-masing. Mereka meneteskan air mata artinya bahwa kesalahannya tidak hanya ketika berada di banyak tengah orang tetapi ketika lebih penting mereka sedang sendiri mereka betul-betul meneteskan air mata memohon Ridha Allah, ingin dipuji oleh Allah bukan seakan ingin dipuji oleh orang lain.
- Ada golongan yang mereka menangis karena sedang ditimpa kebahagiaan yang amat sangat besar sehingga saking besarnya kenikmatan yang Allah berikan maka tetesan air mata kebahagiaan di dalam Al-Qur’an Allah mengisyaratkan ketika orang-orang nanti betul-betul janji di dalam Al-Qur’an berupa surga yang diberikan kepada orang orang-orang yang beriman. Maka kita pun boleh jadi akan menangis senang sebab betapa dahsyatnya janji Allah kebaikan yang diberikan kepada orang yang memang berbuat baik. Orang yang beribadah bukan karena supaya dipuji orang tetapi orang yang betul-betul bertaqarrub kepada Allah.
- Yang paling harus kita hati-hati dan waspadai ternyata di dalam Al-Quran ada golongan orang yang menangis karena bertujuan untuk menzalimi orang lain. Secara Zahir dia menangis tetapi di dalam batinnya tertawa terbaha baha. Maka hal ini kita temukan di dalam Qur’an Surah Yusuf ayat ke-16 “Dan mereka datang kepada ayahandanya Yusuf pada petang hari sambil menangis tersedu-sedu seakan secara Zahir mereka melakukan kebaikan menangis tetapi ternyata Allah tidak menyukai orang-orang yang demikian. Sebab apa? Zahir dan batin bertolak belakang dan mereka melakukan itu di ayat sebelumnya. Allah telah tegaskan ternyata mereka menzalimi dengan tangisan itu rata-rata yang disebutkan di dalam Al-Qur’an: terjadi iri dengki yang muncul di dalam dirinya, merasa lebih baik atas golongan yang lain, padahal kita diingatkan oleh Ibnu Athaillah As-Sakandari di dalam kitab Al Hikam Anarki “Barangsiapa orang yang sudah merasa di dalam dirinya bertawaduk kepada Allah, hakikatnya Dia adalah orang yang sombong. Begitu pula ketika orang sudah merasa paling jadi; paling beribadah sendiri kepada Allah, paling takaru sendiri kepada Allah, maka hati-hati ketika itu sudah muncul di dalam hati Allah tidak suka. Sebab kemurkaan Allah akan datang karena kesombongan dia atas orang lain menganggap rendah, yang lain padahal kita tahu tidak akan masuk ke dalam surganya Allah. Orang yang di dalam hatinya muncul sifat sombong merendahkan kepada yang lain mengatasnamakan dirinya yang paling berhak untuk masuk ke dalam Jannah Surganya Allah nauzubillahi zalik. Oleh sebab itu di ayat-ayat terakhir dari Quran Surah Yusuf tepatnya di ayat 110 Allah tegaskan bagi mereka “Orang-orang yang suka menzalimi dengan cara menangis dan hipokrit terhadap diri dan intinya maka Allah berfirman siksa Allah tidak bisa ditolak dari kaum pendosa yang sangat besar seperti itu”. Sebab mereka menzalimi orang-orang lain dalam konteks merendahkan yang lain atas dirinya.
Oleh sebab itu marilah kita menjadi muslimin muslimat yang beribadah kepada Allah. Tetapi jangan merasa kita paling hebat dan paling takarub kepada Allah. Karena dalilnya jelas “Sebaik-baik di antara kalian adalah yang paling bertakwa”. Di sini pemakainya adalah Afal tafdhil yang paling. Maka kita di posisi tingkat yang mana belum tahu, maka yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kualitas diri kita untuk menjadi yang lebih baik dari hari yang lalu.
Pemateri : Moh Farhan Husain, S.Pd.I., S.Hum., M.Pd.I.
Source: https://youtu.be/ImpigJKvZ1g