Renungan QS Al Hujurot 13
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur Senin
Pemateri : Moh Farhan Husain, S.Pd.I., S.Hum., M.Pd.I.
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Hampir saja kita memperingati kemerdekaan Republik Indonesia, apabila kita kemudian lihat di dalam konteks kemerdekaan maka biasa disebut di dalam bahasa Arab sebagai Istiqlal. Istiqlal kemerdekaan ada juga yang kemudian ketika kita lihat dekat maknanya kepada hurriah ataupun kebebasan. Oleh sebab itu maka Islam sebagai agama yang luar biasa yang diturunkan dan dibawa oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangat menginginkan kebebasan terhadap para pemeluknya. Oleh sebab itu apabila kemudian kita lihat di dalam tafsir yang disampaikan di dalam kitabul mani tafsir Imam Suyuthi menyampaikan paling tidak di dalam konteks sejarah umat Islam pada masa Jahiliah. Dulu mereka melakukan dua diskriminasi terhadap golongan. Golongan yang pertama adalah golongan budak dan yang kedua adalah golongan orang yang berkulit hitam. Oleh sebab itu kehadiran daripada Islam kemudian memberantas perbudakan dan memberantas diskriminasi yang sehingga kebebasan dan kemerdekaan diwujudkan dalam setiap insan orang Islam. Oleh sebab itu hal ini sebagaimana yang ada di dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman dzubillah yairim ya ayyuha di dalam ayat ini Allah jelas sudah menggariskan kepada kita bahwa “Hai sekalian manusia sesungguhnya Allah menciptakan manusia dari laki-laki maupun perempuan bersuku berbangsa bergolongan dan seterusnya” maka hakikatnya untuk saling kenal mengenal karena sesungguhnya kemuliaan yang ada di sisi Allah tidaklah ditentukan dari ras mana dia berasal dari suku apa dia berada atau bahkan warna kulit yang ia sandang. Tetapi kemuliaan yang hakiki adalah terletak “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kita di antara kalian adalah yang paling bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala”. Ada hal yang menarik ketika kita lihat dari ayat ini bahwa ada beberapa riwayat tetapi paling tidak riwayat yang sangat terkenal berkaitan dengan sahabat Bilal bin Rabah. Bilal bin Rabah suatu saat ketika peristiwa Fathu Makkah sekitar tahun ke-8 atau 9 Hijriah beliau ketika kemudian sudah masuk ke Makkah kemudian terjadi Fathu Makkah kemudian diperintah untuk adzan dan ketika beliau adzan naik ke atas Ka’bah kemudian beliau melantunkan suara adzan tetapi kemudian ketika kita lihat di tafsir Al Baghawi ada orang namanya Hisam di mana Hisam ini mengejek Bilal bin Rabah sebab Bilal adalah berkulit hitam maka dia pun menghardik Bilal apakah tidak ada orang yang lebih baik daripada hal kok dia diberikan derajat yang mulia untuk naik ke atas Ka’bah dan beradzan di sana. Maka turun ayat ini yang menginformasikan kepada kita bahwa semua orang hakikatnya adalah sama dihadapan Allah yang membedakan adalah kualitas ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala oleh karenanya kita bersyukur kemerdekaan sudah kita raih kebebasan sudah ada di hadapan kita. Maka marilah kita mentasarufkan kebebasan itu, kemerdekaan itu, kesetaraan itu dengan bersama-sama meningkatkan kualitas taqwa kita kepada Allah.
Source: https://youtu.be/meT32sGvI9M