Induk Setan
Sayid Ni’matullah Al-Jaziri mengucapkan, menampilkan kisahnya dalam kitabnya. Di suatu daerah terjadi musim pajeki sehingga di masa itu langangkakkan bahan makanan. Di masa itu ada seorang dari seorang penceramah naik di atas mimbar dan mengatakan “Barang siapa yang hendak bersedekah maka setan-setan itu bergelantungan di tangan dan kakinya untuk menghalanginya, untuk melakukan kebaikan atau sedekah”. Seorang mukmin yang mendengar perkataan seorang dari itu mengatakan dengan takjub “Ah tidak mungkin sedekah pun seperti itu masa setan akan menghalangi orang akan melakukan sebuah kebaikan”. “Akan saya buktikan, saya di rumah memiliki satu karung gandung dan saya akan mengambilnya dan akan saya bagikan kepada fakir miskin yang membutuhkan saat ini”. Kemudian seorang mukmin itu pun bergegas pulang untuk mengambil sekal gandung akan dibawanya ke masjid dan akan dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Sang istri yang mengetahui niat suaminya kemudian menegur dan akhirnya terjadi pertengkaran antara suami dan istri. Karena sang suami berniat untuk membawa sekarung gandungnya yang akan dibagi-bagikan kepada fakir miskin, sang istri mengatakan “Apakah dalam kondisi seperti ini kamu akan menelantarkan anak-anakmu dan istrimu. Sedangkan satu-satunya bahan makanan yang kita miliki adalah hanya satu karung gandung itu, persediaan kita untuk makan kita dan anak-anak kita. Sementara aku ingin berniat memberikan kepada fakir miskin bisa jadi musim pacengel ini akan berlangsung lama. Dan kita pun mungkin bisa jatuh miskin dan kelaparan”. Singkat cerita sang suami dan istri terus bertengkar dan akhirnya sang suami seorang mukmin itu datang kembali ke masjid dengan tangan hampa tangan kosong. Tanpa satu karung gandung kemudian para jamaah itu bertanya kepada seorang mukmin itu “Wahai saudaraku, apa yang terjadi? Apakah engkau telah melihat 70 setan yang bergelantungan di kaki dan tanganmu?”. Sang mukmin menjawab “Saya tidak melihat setan itu akan tetapi saya melihat induknya langsung dan menghalangi saya untuk melakukan kebaikan”.
Dari kisah singkat ini kita bisa belajar, kadang ketika kita ingin melakukan sebuah kebaikan halangan rintangan godaan datang dari orang-orang terdekat kita, dari orang-orang yang kita cintai bisa jadi suami kita, istri-istri kita, anak-anak kita. Oleh karena itu mari kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar Allah senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa melakukan kebaikan-kebaikan, aamiin aamiin Ya Rabbal Alamiin.
Pemateri : Ust. Mustain, M.Pd.I
Source: https://youtu.be/0jilNHhlFe4