Hijrah: Meninggalkan Kemaksiatan Menuju Ketaatan
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Selasa 16 Juli 2024
Pemateri : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc., M.A.
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Ketika peristiwa hijrah dari kota Makkah ke Kota Madinah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum Muhajirin; Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyiapkan dan memberikan kedudukan yang tinggi dan pahala berupa ampunan dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang maha luas untuk mereka “Dan kemudian sesungguhnya Tuhanmu bagi orang-orang yang telah berhijrah setelah mereka mengalami ujian yaitu di Makkah kemudian mereka berjuang berjihad dengan jiwa raga harta dan seluruh apa yang mereka miliki dan penuh dengan kesabaran melakukan semua itu sesungguhnya Dzat Allah Subhanahu Wa Ta’ala Dzat yang Maha Pengampun dan Dzat yang Maha Penyayang”. Peristiwa hijrah telah terjadi namun kedudukan yang mulia dan pahala yang sangat Agung itu tetap dibuka kesempatannya untuk siapapun dari umat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang mau berhijrah. Apa maksud hijrah yang kedua ini? Meninggalkan apapun dosa dan maksiat keburukan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala menuju kebaikan menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala demi Ridha. Diriwayatkan dari Sayyid Abdullah bin Amr Radhiyallahu Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Orang muslim itu hakikatnya adalah orang yang bisa menjamin keselamatan bagi sesama saudara muslimnya; dari ucapan maupun dari perbuatannya dan hakikat orang yang berhijrah itu adalah siapun yang meninggalkan setiap apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala” hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Source: https://youtu.be/0q-Aa_h84UE