Mewujudkan Kasih Sayang Dalam Kehidupan
Kita shalat lima waktu jumlahnya 17 rakaat dan pada masing-masing rakaat kita membaca Fatihah. Yang pada Fatihah itu ayat pertamanya adalah Bismillahirrahmanirrahim yang biasa secara lepas disebut dengan basmalah dan Nabi pun mengingatkan pada kita semua umatnya agar memulai apapun yang penting, memulai amal apapun yang baik dengan basmalah Rasul bersabda “Apapun hal yang penting yang tidak dimulai dengan basmalah maka hal penting itu akan terputus”. Terputus tidak selesai dan lebih berbahaya lagi kalau terputus dari rahmat dan kebarokahan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Bahkan ketika muslim akan memotong hewan perintah dari syariat adalah untuk membaca basmalah. Pada basmalah maupun Fatihah itu ada dua dari Asmaul Husna (Nama baik Allah Subhanahu Wa Ta’ala) yang selalu terbaca pula yaitu sifat Ar-Rahman Ar-Rahim. Mayoritas ulama menjelaskan bahwa dua sifat itu Ar-Rahman maupun Ar-Rahim berasal dari kata Ar Rohmah yang berarti kasih sayang. Kemudian makna Ar-Rahman adalah Allah sebagai sumber rahmat, sumber kasih sayang yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya, seluruh umat manusia secara umum tanpa mengklasifikasikan apakah dia beriman atau kafir, ahli tauhid atau ahli Syirik, ahli atau ahli maksiat, semua diberikan rahmatnya. Tetapi perlu kita cermati pula Ar-Rohmah ketika diambil dan dibentuk menjadi Ar-Rahim maka itu bermakna bahwa Allah adalah sumber rahmat, sumber kasih sayang yang diberikan oleh Allah kepada siapa yang dikehendaki. Orang yang beriman diberikan rahmat-Nya. Orang yang bertakwa diberikan rahmat-Nya. Tetapi untuk orang yang musyrik, yang kafir, yang maksiat jauh dari rahmat-Nya.
Berkaitan dengan rahmat dan kasih sayang ini, salah satu ayat Al-Qur’an: Surah Al-Anbiya ayat 107 Allah berfirman “Dan aku tidak utus kamu (Muhammad) sebagai Rasul pembawa risalah kecuali sebagai rahmat bagi alamin seluruh alam”. Sahabat yang dikenal sebagai ahli tafsir yaitu Ibnu Abbas dalam riwayat dari Said Ibnu Zubair menafsirkan ayat itu sebagai “Siapapun yang beriman pada Allah dan hari akhir maka dia dipastikan mendapatkan rahmat untuknya di dunia maupun akhirat. Tetapi sebaliknya barangsiapa tidak beriman kepada Allah, tidak beriman kepada Rasulnya maka dia akan dijaga karena rahmat Allah untuk tidak terkena musibah bencana yang menimpa umat-umat sebelum umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di dunia ini”. Kita mengerti Qarun karena kekafirannya dimasukkan ke dalam tanah, ada Firaun dan bala tentaranya yang firmannya dia ditenggelamkan di laut. Kaum Nabi Nuh karena kekafirannya diberikan azab dunia dengan terkena banjir yang menghabisi mereka. Tetapi umat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dijamin tidak disiksa dunia ini. Itu adalah yang ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Arfa 3 “Allah tidak akan menyiksa mereka ketika kamu ada di antara mereka dan Allah tidak akan menyiksa mereka ketika mereka dalam keadaan beristighfar”. Menanggapi ayat itu Ibnu Abbas menjelaskan bahwa umat Nabi Muhammad ini diberikan jaminan aman dua. Satu mereka akan dijaga dari siksa di dunia ini selama Nabi Muhammad masih hidup tetapi setelah Nabi Muhammad sudah meninggal mereka masih dijaga pula dari azab selama mereka masih beristighfar minta ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya dengan mengingat bahwa risalah Nabi Muhammad adalah rahmatan lil alamin dan kita sering membaca Ar-Rahman A-Rahim.
Mengambil pelajaran dari sekian seringnya kita baca Ar-Rahman Ar-Rahim itu untuk mewujudkan sifat kasih sayang dalam kita, dalam bermuamalah kita kepada sesama Nabi Muhammad yang menjadi contoh kita. Uswah Hasanah kita adalah penebar Rahmah kasih sayang terbaik bagi umat manusia bahkan untuk makhluk yang lain. Nabi berpesan dalam salah satu haditsnya menyatakan “Siapapun yang tidak punya kasih sayang kepada yang lain maka dia pun akan diperlakukan sama ditimpa dikasih sayangi oleh orang lain bahkan akan terancam tidak mendapat kasih sayang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala”.
Pemateri : H. Tali Tulab, S.Ag., M.S.I
Source: https://youtu.be/B4PnS0pje3o