Back

Lebih Jauh, Lebih Banyak dan Baru

Pada dasarnya hidup yang kita jalani ini merupakan kesempatan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar kita selalu memperbanyak amal kebaikan dan tidak ada yang pernah tahu amal kebaikan yang sudah kita lakukan. Manakah yang akan bisa mengantarkan kita menjadi orang-orang pilihan Allah yang kelak akan menikmati surganya. Karena itu setiap orang memiliki amalan-amalan unggulan, amalan-amalan yang dinilai cemerlang di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Salah seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban memiliki keunikan kebiasaan yang cukup unik setiap kali dia melaksanakan shalat berjamaah. Dia selalu menempati shaf paling depan paling pojok supaya tidak mengganggu jamaah yang lain.

Suatu saat ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melaksanakan shalat subuh, Rasul tidak mendapati Sya’ban lalu ditanyakan kepada jamaah sebelum pelaksanaan shalat subuh.

“Adakah yang tahu di mana Sya’ban?” Tak seorang pun memberikan jawaban.

“Coba kita tunggu sebentar sampai cukup waktu” ternyata Sya’ban ini belum datang ke masjid sehingga shalat subuh didirikan.

Selesai shalat subuh didirikan kembali Nabi menanyakan “Apakah Sya’ban sudah datang?” tak seorang pun menjawab.

Akhirnya Rasulullah gelisah khawatir terjadi apa-apa pada Sya’ban. Lalu para jamaah ini ditanyakan “Adakah yang mengetahui rumah Sya’ban? Tolong antarkan aku ke rumah Sya’ban”.

Sesampainya di sana Rasulullah bertemu dengan istrinya, “Benarkah ini rumah Sya’ban? Adakah Sya’ban di rumah?”.

“Iya” jawab istrinya.

“Bisakah aku bertemu dengan Sya’ban?” ungkap Rasulullah kepada istrinya Sya’ban.

“Beliau sudah dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala” jawab istrinya.

“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun” ujar Rasulullah.

Istrinya kemudian bercerita kepada Rasul ”Di akhir kehidupan suamiku saya nggak habis pikir dia berteriak ucapannya adalah ‘Kenapa tidak lebih lama?’, ‘Kenapa tidak yang baru?’ dan ‘Kenapa tidak semuanya?’. Apa maksudnya wahai Rasul?”.

Kemudian Rasulullah membacakan ayat Al-Qur’an yang tertulis di dalam surah Qaf ayat 21-22 artinya “Setiap orang akan datang bersama malaikat pengiring dan malaikat saksi. Sungguh kamu dahulu lalai tanggapan ini, maka kami singkapkan tutup yang menutupi matamu sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam”.

Rasul kemudian menjelaskan ”Di saat sakaratul maut terkadang orang diingatkan apa yang pernah dia lakukan sebelumnya. Kenapa Sya’ban mengatakan ‘Kenapa tidak lebih lama’ karena jarak antara rumah Sya’ban dengan Masjid itu ternyata cukup jauh, Sya’ban ingin mendapatkan pahala yang lebih banyak dan lebih indah. Sya’ban berharap ‘Andai Allah memberikan kesempatan jauhkan rumahku dari masjid sehingga perjalananku lebih jauh’. Sya’ban juga mengatakan ‘Kenapa tidak yang baru’ kerana suatu saat Sya’ban pernah datang ke masjid ada seorang jamaah yang kedinginan, lalu ia lepas baju luarnya ia kasihkan. Ternyata pahalanya itu luar biasa, sehingga dia mengatakan ‘Andai aku bisa memberikan baju yang lebih baru, pahalaku akan berlimpah-limpah’. Lalu yang ketiga ‘Kenapa tidak semuanya’ suatu saat Sya’ban memiliki tiga potong roti, ada orang yang meminta-minta lalu yang kasihkan dua saja sementara yang satu dia makan sendiri. Ternyata pahala orang yang memberikan sedekah makanan itu luar biasa. Maka dia menyebut ‘Kenapa tidak semuanya’.

Ini memberikan inspirasi kepada kita bahwa apa yang kita lakukan di dunia ini adalah selalu menumpuk-numpuk kebaikan dan amal kebaikan, itulah yang akan mengantarkan kita ke Surga.

Pemateri : H. Samsudin Salim, S.Ag., M.Ag

Source: https://youtu.be/cKzt90JI-R4

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *