Cara Mengisi Kemerdekaan
Khutbah Jumat 23 Agustus 2024
Pemateri : Ust. Mustain, M.Pd.I
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Umar Bin Khattab Radhiallahu Anhu pernah menyampaikan kalimat berikut “Sejak kapan kalian memperbudak manusia sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka”. Sayyidina Umar memang menyampaikannya dengan nada tanya namun sesungguhnya Amirul Mukminin ini sedang mengorek kesadaran kita tentang hakikat manusia menurutnya manusia secara Fitrah dalam Merdeka bayi yang lahir ke dunia tak hanya dalam keadaan suci tapi juga bebas dari segala bentuk ketertindasan sebagai konsekuensinya penjajahan yang sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan sifat hakiki manusia karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman menimpa diri bahkan pada level penjajahan yang mengancam jiwa umat Islam secara Syar’i diperbolehkan mengibarkan perang-perang dalam konteks ini adalah untuk kepentingan mempertahankan diri bukan perang dengan motif asal menyerang. Hal ini pula yang dilakukan oleh para ulama para santri dan umat Islam dan seluruh rakyat bangsa Indonesia ketika menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang pada masa lalu perjuangan mereka lakukan bersama berbagai elemen bangsa yang tidak hanya beda suku dan daerah tapi juga agama dan kepercayaan sebab kemerdekaan memang menjadi persoalan manusia secara keseluruhan bukan cuma golongan tertentu.
Islam mengakuinya sebagai nilai yang universal tanah air menjadi elemen penting dalam perjuangan tersebut tanah air tidak ubahnya rumah yang dihuni jutaan bahkan ratusan juta manusia Islam mengakui hak atas keamanan tempat tinggal dan memperbolehkan melakukan pembelaan bila terjadi ancaman yang membahayakannya Al-Qur’an bahkan secara tersirat menyejajarkan posisi agama dan tanah air ini dijelaskan dalam surah Al-Mumtahanah ayat Allah “Tidak Melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangi karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. Dalam hal ini Prof Syihab menjelaskan bahwa ayat tersebut memberi pesan bahwa Islam menyejajarkan antara agama dan tanah air oleh Al-Qur’an keduanya dijadikan alasan untuk tetap berbuat baik dan berlaku Al-Qur’an memberi jaminan kebebasan beragama sekaligus menjamin tempat tinggal secara merdeka tidak heran bila sejumlah ulama munculkan cinta tanah air sebagian dari iman.
Dengan demikian cara pertama yang bisa dilakukan untuk menyambut dan mengisi hari kemerdekaan ini adalah mensyukuri segala hal dengan cara sungguh-sungguh dan sepenuh hati atas anugerah keamanan atas keamanan agama dan negara kita dari belenggu penjajahan yang sangat menyengsarakan sebab nikmat agung setelah iman adalah aman. Lalu bagaimana cara kita mensyukuri kemerdekaan itu yang pertama adalah mengisi kemerdekaan ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah, jalankan syariat secara tenang adalah anugerah yang besar di tengah sebagian saudara-saudara kita di belahan dunia berjuang mencari kedamaian umat Islam. Indonesia harus mensyukurinya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khalik dan berbuat baik kepada sesama dalam konteks ini perlombaan yang baik adalah perlombaan menuju pribadi paling takwa karena di situlah letak kebahagiaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu sesungguhnya Allah Mengetahui lagi Maha Mengenal”. Cara yang kedua mencintai negeri ini dengan memperhatikan berbagai kemaslahatan dan kemudharatan bagi eksistensinya segala upaya yang memberikan manfaat bagi rakyat luas kita dukung sementara yang merugikan masyarakat banyak kita tolak dukungan terhadap kemaslahatan publik bisa kita mulai dari kita sendiri yang berpartisipasi terhadap proses kemajuan di masyarakat adil bergotong-royong atau patuh terhadap peraturan yang berlaku sebaiknya mencegah kemudaratan berarti menjauhkan bangsa ini dari berbagai mara bahaya seperti bencana korupsi kriminalitas dan lain sebagainya itulah pengejawantahan dari sikap amar ma’ruf nahi munkar.
Al Imam hujjatul Islam Abu Hamid Al Ghazali dalam Ihya ulumuddin mengatakan “Kekuasaan atau negara dan agama merupakan dua saudara kembar, agama adalah landasan sedangkan kekuasaan adalah pemelihara”. Sesuatu tanpa landasan akan roboh sedangkan sesuatu tanpa pemelihara akan hilang. Al Ghazali dalam pernyataan itu salah ingin menegaskan bahwa ada hubungan simbiosis yang tak terpisahkan antara agama dan negara alih-alih bertentangan keduanya justru hadir dalam keadaan saling menopang negara membutuhkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam agama. Sementara agama memerlukan rumah yang mer sungannya secara aman dan damai. Indonesia adalah sebuah nikmat yang sangat agung kita bersyukur atas dasar negara ini senafas dengan substansi Islam kemerdekaan memang belum diraih secara tuntas dalam segala bidang namun itulah tugas kita sebagai warga negara yang baik untuk tidak hanya mengeluhkan keadaan tapi juga harus turut serta memperbaiki sebagian dari ekspresi.
Source: https://youtu.be/7W1AxpUryjY