Peringatan 50 Tahun RSI Sultan Agung Mengabdi dan Melayani
Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang, sejak 30 Maret 2021 lalu telah mengembangkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
“Alhamdulillah sejak awal berdiri hingga sekarang, rumah sakit ini untuk kepentingan dakwah Islam dalam rangka meraih izzul Islam walmuslimin atau kejayaan Islam,’’ kata Dirut RSI Sultan Agung Semarang dr H Masyhudi AM M.Kes, Selasa 17 Agustus 2021.
Dia mengatakan hal itu dalam pidato tasyakuran HUT Ke-50 RSI Sultan Agung Semarang yang diadakan secara luring dan daring di audotiorium, Jalan Raya Kaligawe Semarang.
Yang hadir secara langsung di auditorium sangat terbatas terdiri jajaran direksi, Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) H Hasan Thoha Putra, Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) RSI Sultan Agung Prof Dr H Ahmad Rofiq MA dan Prof Dr H Abu Rokhmad MAg dan para karyawan.
Sementara para pimpinan asosiasi dokter dan rumah sakit, DSN MUI Pusat dan pimpinan RSI Sultan Agung Banjarbaru mengikuti upacara ulang tahun setengah abad RSI Sultan Agung Semarang secara online.
Menandai upacara tasyakuran, dr Masyhudi meluncurkan buku “50 Tahun RSI Sultan Agung Berkhidmat Menyelamatkan Umat”, launching video dan gerakan budaya kerja IHSAN.
“IHSAN itu merupakan singkatan dari Inovatif, Handal, Santun. Amanah dan Niat Ikhlas,” kata Masyhudi.
Buku yang berisi sejarah panjang perjalanan rumah sakit tersebut diserahkan kepada Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) H Hasan Thoha Putra, Ketua Dewan Pembina H Azhar Combo, dan Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji.
Ketua Umum Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) H Hasan Thoha Putra dalam pidatonya mengingatkan, meski berbagai prestasi telah diraih rumah sakit tersebut, jangan cepat berpuas diri apalagi sombong.
“Harus makin tawadhuk dan mendekatkan diri kepada Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa, sambal terus meningkatkan kualitas pelayanan baik dokter, perawat maupun tenaga medis lainnya,’’ katanya.
Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji berharap, di usia 50 tahun, RSI Sultan Agung terus mengembangkan pelayanan kesehatan tidak hanya di Kota Semarang, tetapi di seluruh wilayah Indonesia diharapkan berdiri RSI Sultan Agung.
Rumah sakit tersebut berdiri 17 Agustus 1971 bertepatan dengan HUT Proklamasi RI dan bulan Muharam Tahun Baru Hijriyah.
Kiai Darodji kemudian mengajak hadirin menyanyikan lagu ‘’Syukur’’ ciptaan H Muthohar.
100 Tempat Tidur
Dokter Masyhudi menjelaskan, rumah sakit baru di Kabupaten Banjarbaru juga menggunakan nama Sultan Agung.
“Namanya sama persis di Semarang, RSI Sultan Agung Banjarbaru,’’ katanya.
Sejak beroperasi hingga sekarang RSI Sultan Agung Banjarbaru yang berdiri di atas tanah dua hektare mempunyai kapasitas 100 tempat tidur pelayanan rawat inap dari 200 yang disediakan.
Kelas VVIP 4 tempat tidur, Kelas VIP 8 tempat tidur, Kelas I 20 tempat tidur, kelas II 38 tempat tidur, Kelas III 30 tempat tidur, ruang intensif 8 tempat tidur, ruang ICU 5 tempat tidur, PICU/NICU 3 tempat tidur, dan ruang bedah dua kamar operasi.
Adapun pelayanan rawat jalan di RSI Sultan Agung Banjarbaru, jelas Masyhudi, terdiri atas 12 unit yaitu Klinik Penyakit Dalam, Klinik Kesehatan Anak, Klinik Bedah (Umum, Ortopedi, Bedah Saraf, Thoraks dan Kardiovaskuler), Klinik Obstetri dan Ginekologi, Klinik Mata, Klinik Saraf, Klinik THT, Klinik Jantung dan Pembuluh Darah, Klinik Paru, Klinik Kulit Kelamin, Klinik Gigi (Umum, Bedah Mulut dan Orthodonti), Klinik KIA dan KB, serta Klinik TB-DOTS.
Menurut Masyhudi pemilihan lokasi dinilai strategis yaitu di Perumahan Kota Citra Graha, lokasi hunian yang sangat menjanjikan baik sebagai tempat tinggal maupun tempat berinvestasi dengan total luas lahan 500 hektare.
‘’Lokasi ini sangat strategis, hanya 10 menit dari Bandara Syamsuddin Noor, dekat dengan Kota Banjarbaru yang akan menjadi pusat pemerintahan dan Banjarmasin sebagai pusat bisnis,’’ kata Masyhudi.
Pada kesempatan itu tausiah disampaikan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Dr H Adian Husaini MSi.