Jangan Menunda-Nunda Amal/Pekerjaan
Allah mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memastikan apa yang akan terjadi (besok hari). Jangankan memastikan, mengetahui saja yang terjadi pun kita tidak bisa mengetahui. Semua yang disebutkan di atas adalah contoh bagi kita bahwa segala sesuatu itu semuanya di tangan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Kendali manusia dapat merencanakan dan memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Dalam hal ini Allah SWT berfirman وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَا دَا تَكْسِبُهُدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakan besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dari ayat di atas kita dapat mengambil kesimpulan hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mengetahui takdir yang akan terjadi di esok hari termasuk kematian kita. Artinya, apabila kita dapat melakukan suatu kebaikan hari ini, saat ini, maka apabila tidak ada halangan yang mendesak, lakukanlah selagi mampu dan memungkinkan. Jangan sampai kita menjadi orang yang berangan-angan tanpa realisasi. Ibn Khayyam pernah menyebutkan, إِنَّ الْمُنَارَ سُحْمَلِ الْمَفَارِسِ “Sekedar berangan-angan tanpa aksi adalah modal orang-orang yang bangun.
Imam Hassan al-Basri pernah memberikan sebuah nasihat terkait sikap menunda-nunda sesuatu. Dia berkata, “Waspadalah kamu dengan sikap menunda-nunda. Kamu sekarang berada di hari ini dan bukan esok hari. Apabila hari esok tiba, kamu akan berada di hari tersebut dan sekarang kamu masih berada di hari ini”. Jika hari esok tidak datang kepada kita, kita akan berpengalaman atas apa yang kita lakukan hari ini. Biasanya, kita masih banyak waktu. Kata-kata yang kerap kita ucapkan ketika kita dihadapkan pada aktivitas ini, kita akan berpengalaman. Padahal, menunda-nunda pekerjaan adalah menambahkan di kemudian hari.
Aku pernah bersama orang-orang dari kalangan sufi Aku tidaklah mendapatkan pelajaran dari mereka melainkan dua hal. Satu hal diantaranya adalah waktu. Bagi pedang jika kamu tidak memanfaatkannya maka dia akan memotongmu. Gengsi untuk memanfaatkan penggunaan waktu kita dan tidak menunda ke lain waktu pernah juga disampaikan oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Hakim dalam Al-Mustadrak dan Ibn Abbas Radhiallahu Anhu.Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan nasihat إِخْتَلِبْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ سَبَابَكَ قَبْلَ حَرَابٍ وَسِحَتَكَ قَبْلَ سَقَامٍ وَإِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاحُكَ قَبْلَ سُخْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara yaitu masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu”.
Pemateri : Ust. Mustain, M.Pd.I
Source: https://youtu.be/PC6-rGU7Hv4