Tawadhu’
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Rabu 24 Juli 2024
Pemateri : H. Samsudin Salim, S.Ag., M.Ag
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Ada sebuah kisah inspiratif yang bersumber dari seorang alim dalam bidang ilmu Al-Qur’an dan juga hafal hadits. Beliau adalah Imam Daud bin Ali Az-Zahiri, suatu saat beliau ini pernah mengalami satu peristiwa yang membuat dirinya berada dalam situasi yang cukup terkejut sehingga dari peristiwa ini kemudian beliau mengubah cara pandangnya secara totalitas sebagaimana kebiasaan dan rutinitas beliau mengajar kepada banyak santri Az-Zahiri yang hidup pada abad ketiga Hijriah. Mengajar seperti biasanya dan tiba-tiba di tengah pembelajaran ada seseorang yang duduk di belakang dan beliau merasa orang yang datang itu adalah orang biasa yang tidak banyak ilmu pengetahuan lalu tiba-tiba ia menanyakan sesuatu yang dianggapnya remeh “Wahai Fulan apa yang engkau ketahui tentang bekam?” diluar dugaan ternyata seseorang yang datang terlambat itu memberikan jawaban secara detail tentang apa itu bekam. Berikut dengan dalil-dalilnya dan sumbernya dari sinilah kemudian dia merasa bahwa tawadhu’ itu sangat diperlukan oleh siapapun termasuk dia seorang yang alim tanpa terkecuali sekalipun kita memandang dia seperti orang yang bodoh tetapi bisa jadi kebaikan-kebaikannya lebih banyak dari orang yang menduganya. Inilah pentingnya memiliki sifat tawadhu’ di dalam Al-Qur’an surah Al-Furqan ayat 63 Allah berfirman “Dan adapun hamba-hamba utama dzat yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapanya dengan perkataan yang menyakitkan dia menjawab dengan ucapan selamat” Imam Sa’labi dalam sebuah tafsirnya menyebutkan bahwa ayat Waza ka humul jahiluna salama yang menjelaskan sekalipun misalnya ada orang yang datang kemudian mengkhotbahi menasihati memberikan pelajaran sekalipun pelajaran itu tidak menyenangkan tetap memberikan doa keselamatan. Inilah pentingnya kita bersikap tawadhu’ tidak merasa diri kita ini paling pintar merasa diri kita ini paling dekat dengan Allah karena dalam hadits Nabi juga disebutkan tawadhu min akhlaqil anbiya wat takabur min akhlaqil kuffar wal fur tawadhu itu adalah bagian dari akhlak para Nabi dan takabur adalah bagian dari perilaku orang-orang kafir dan para Firaun.
Source: https://youtu.be/2uO4Kgy2rLw