Taqwa dan Kemuliaan Manusia
Kajian Jumatan – Jumat 2 Agustus 2024
Pemateri : Dr. H. Khoirul Anwar, S.Ag., M.Pd.
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Allah berfirman di dalam surat Al-Hujurat ayat 13 “Wahai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan kemudian kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”. Ayat 13 dari surat Al-Hujurat tersebut menunjukkan bahwa Islam menentang diskriminasi manusia berdasarkan suku dan status sosial sebaliknya ayat di atas mengajarkan nilai kesetaraan atau musawat antara manusia khitab atau pesan ayat itu diberikan kepada manusia karena ayatnya adalah ya ayyuhannas dan bukan hanya kepada orang Islam saja ini menunjukkan bahwa manusia tanpa kecuali pada dasarnya setara karena mereka semua berasal dari bapak yang sama yakni Nabi Adam dan berasal dari ibu yang sama yaitu Siti Hawa sementara Adam sendiri diciptakan dari tanah Fathu Makkah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan khotbahnya yang isinya adalah menekankan kesetaraan manusia karena sama merupakan anak cucu dari Nabi Adam kata beliau antum bani adamaam kalian semua adalah anak cucu Nabi Adam dan Nabi Adam adalah min turin berasal dari tanah. Kenyataan asal usul kemudian penciptaan ini menunjukkan bahwa siapapun kita dan dari manapun asal keluarga kita serta apapun status sosial ekonomi kita pada dasarnya kita semua diciptakan dari bahan yang sama yaitu turabin atau tanah liat yang setiap hari kita injak-injak. Tanah liat menjadi kinayah atau kiasan betapa rendahnya derajat setiap kita namun Allah mengangkat derajat kita terlepas dari asal-usul kita terlepas dari mana kita berasal kepada derajat yang tinggi manakala setiap kita meningkatkan kualitas kemanusiaan kita yang pada akhirnya kita tergolong menjadi orang-orang muttaqin atau yang bertakwa karena adanya potensi yang dimiliki setiap manusia meskipun diciptakan dari tanah liat untuk menjadi mulia di sisi Allah maka Allah menyatakan dengan tegas bahwa Allah telah benar-benar memuliakan manusia. Allah berfirman di dalam surat Al-Isra ayat 70 “Dan sungguh kami telah memuliakan anak cucu Adam dan kami angkut mereka di darat di laut dan kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”. Untuk itu Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihat kesombongannya hanya merasa dia memiliki keturunan yang baik memiliki pangkat kekayaan.
Kemuliaan seseorang adalah diukur dari mana ketakwaan dia di sisi Allah kualitas ketakwaan kita ini terukur dari seberapa konsisten kita di dalam menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya semakin konsisten kita di dalam memegang prinsip ini maka ketakwaan kita akan semakin baik dan kita akan menjadi individu yang mulia di sisi Allah. Kemuliaan yang didapat manusia bukanlah berasal dari suku, ras, keturunannya namun dari ketakwaan yang dimilikinya. Allah telah menegaskan bahwa takwa menjadi pembeda manusia satu dengan manusia yang lainnya dalam khotbah terakhir nya di pakah saat menjalankan Haji terakhirnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyampaikan butir-butir ajaran di mana ajaran tersebut adalah memuliakan manusia; beliau bersabda “Wahai umat manusia ingatlah bahwa Tuhan kalian adalah satu dan nenek moyang kalian juga satu tidak ada kelebihan bangsa Arab atas bangsa non Arab, juga bangsa non Arab atas bangsa Arab, bangsa atas bangsa, berkulit juga bangsa kulit hitam atas bangsa kulit putih kecuali karena ketakwaannya. Kemudian Rasulullah bertanya kepada para sahabat “Apakah aku sudah menyampaikan?” mereka para sahabat menjawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah menyampaikan hadits riwayat.Pelajaran yang terdapat di dalam hadits tersebut pertama adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dengan tegas menyampaikan bahwa identitas ketakwaan umat islam itulah satu-satunya identitas yang ada, sementara identitas kesukuan etnis dan bangsa semuanya telah dilebur di dalam identitas keislaman. Yang kedua dengan demikian aspek dan faktor kesukuan etnis dan bangsa yang menjadi penyebab lahirnya kelompok mayoritas dan minoritas jelas telah dihapus oleh Islam. Dan yang ketiga Rasulullah datang salah satunya dalam rangka menghapus dan menenggelamkan superioritas suku dan kaum tertentu. Dan yang keempat Islam datang salah satunya adalah dalam rangka menghapus adanya perbudakan dan penjajahan. Oleh karena itu marilah kita memperkuat ketakwaan kita kepada Allah karena hanya ketakwaan itulah yang menjadi alat ukur atau barometer mulia tidaknya kita di sisi Allah bukan karena jabatan bukan karena kekayaan dan bukan karena keturunan.
Source: https://youtu.be/9_yg2LMWyB8