Tanda Tanda Iman
Menjadikan Iman sebagai dasar atau landasan keislaman kita, unsur-unsur yang berkaitan dengan iman tentunya tidak dapat kita tangkap dengan indra kita. Namun sesuatu yang tidak dapat kita tangkap dengan indra belum tentu tidak ada. Itulah salah satu keistimewaan karakteristik. Dalam ajaran agama bahwa sumber pengetahuan itu tidak hanya berdasarkan panca indra atau bahkan berdasarkan logika akal saja. Hati dalam konsep pengetahuan kita juga menjadi salah satu sumber pengetahuan yang diakui kebenarannya dalam persoalan Iman. Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pun sering ditanya oleh para sahabat “Apa hakikat Iman? Iman seperti apa yang terbaik dan tanda-tandanya seperti apa kalau memang tidak dapat kita tangkap dengan Indra?”. Suatu saat diriwayatkan oleh Abu Umamah Radhiyallahu Anhu seorang bertanya kepada Baginda Rasulullah “Apa hakikat iman itu wahai Rasulullah?” maka Baginda Rasulullah hanya bisa menjawab dengan tanda-tandanya karena memang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata seperti yang dapat kita tangkap dengan indra. Maka tanda iman itu adalah “Kalau kita merasa senang, bahagia dengan kebaikan kita, bersedih karena keburukan kita, maka berarti kita beriman. Itu tanda orang yang beriman. Tentunya kebahagiaan dengan kebaikan itu adalah kebahagiaan yang wajar tidak sampai menyebabkan ujub dalam diri kita. Dan juga kesedihan terhadap keburukan, kesedihan secara wajar yang tidak menjadikan kita pesimis atau putus asa”. Selanjutnya sahabat tadi juga bertanya tentang “Dosa apa? Hakikat dosa itu”. Nabi pun juga hanya bisa menjelaskan dengan tandanya “Dosa itu kalau dalam hati kita, di dada kita, ada suatu keraguan pertanyaan yang membuat kita gelisah, kekhawatiran, kalau orang-orang melihat kita melakukannya kita akan merasa malu atau sungkan itulah hakikat dari sebuah dosa maka tinggalkan saja”. Hadits ini termasuk hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Hakim.
Pemateri : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc., M.A.
Source: https://youtu.be/uyAr9cimlss