Pohon Kurma Yang Pindah
Ada salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang bernama Abu Budjana. Beliau sang pemilik ikat kepala merah dan pemegang pedang Rasulullah ketika perang Uhud. Setiap kali usai melaksanakan shalat jamaah subuh Abu Budjana ini buru-buru keluar dan tidak mengikuti doa bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Suatu hari Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam menegur Abu Budjana “Wahai Abu Budjana, apakah engkau tidak butuh kepada Allah?”.
“Tentu saja ya Rasulullah aku butuh kepada Allah”.
“Tetapi Kenapa engkau tidak diam dulu sebentar sehingga doaku selesai?”.
“Maafkan aku ya Rasulullah, aku ada keperluan”.
“Apa keperluanmu?”.
Sejenak Abu Budjana terdiam. Kemudian menutupkan apa alasannya sehingga tidak menunggu selesai doa bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Wahai Rasulullah, rumahku itu berdekatan dengan tetanggaku yang memiliki pohon kurma dan batang pohon kurmanya itu menjulang ke rumahku sehingga ketika malam datang angin berhembus kurma-kurma yang matang itu berjatuhan di halaman rumahku. Ketika anak-anakku bangun dan ia melihat buah kurma yang matang itu ia akan mengambil dan memakannya. Oleh kerana itu saya buru-buru pulang sebelum anakku bangun terlebih dahulu dan saya mengumpulkan kurma yang matang itu dan saya berikan kepada pangasan pemiliknya. Suatu hari saya melihat salah seorang dari anakku memakan buah kurma itu dan saya mengambil dengan jariku, kemudian saya katakan kepada anakku “Wahai anakku Tolong jangan kau buka aib ayahmu kelak di akhirat” dan ia menangis karena merasa lapar dan saya katakan kepadanya lagi “Wahai anakku, ayahmu tidak akan pernah membiarkanmu perutmu terisi dengan barang haram””.
Mendengar penjelasan Abu Budjana. Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam berlinangkan air mata, kemudian Baginda Nabi Muhammad bertanya
“Wahai Abu Budjana milik siapakah pohon kurma itu?”.
“Pohon kurma itu adalah milik seorang munafik wahai Rasulullah”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memanggil sang pemilik buah kurma itu dan berkata “Tolong jual buah kurma itu dengan 10 pohon kurma di surga yang akarnya berasal dari berlian putih beserta bidadari yang sebanyak bilangan buah kurma yang matang”. Sang pemilik ini menjawab “Aku bukan pedagang, aku akan menjualnya jika engkau membayarnya dengan harga tinggi dan dibayar secara kontan”. Mendengar pembicaraan itu, Abu Bakar penawar “Tahukah engkau ku tukar satu pohon kurma dengan 10 pohon kurma yang berada di tempat lain di santero Madinah. Ini tidak ada buah pohon kurma yang terbaik seperti halnya pohon kurma itu”. Kemudian sang pemilik ini setuju dan sepakat untuk menukar pohon kurmanya satu pohon itu dengan 10 pohon kurma baik. “Kalau begitu saya setuju untuk ditukar”. Kemudian Abu Bakar ini memberikan pohon kurma itu kepada Abu Budjana dan baginda bersabda “Saya akan menggantinya wahai Abu Bakar”. Mendengar penjelasan itu Abu Budjana dan Abu Bakar pun bergembira. Seorang munafik itu kemudian pulang. Dengan penuh kegembiraan dan bercerita kepada istrinya “Wahai istriku, sungguh hari ini kita mendapatkan keuntungan yang besar karena pohon kurma kita yang kita miliki satu-satunya itu ditukar dengan 10 pohon kurma milik Abu Bakar. Oleh karena itu dan kita pun masih diizinkan untuk mengambil pohon kurma yang jatuh di halaman kita dan kita tidak harus mengembalikannya. Kita boleh memakannya di malam hari”. Ketika Abu Budjana sedang terlelap tidur atas izin Allah, atas kuasa Allah pohon kurma itu pun pindah ke samping rumahnya Abu Budjana.
Inilah kekuasaan Allah dan inilah mukjizat yang diberikan Allah kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dan esok harinya sang orang munafik itu pun kaget karena pohon kurmanya sudah tiada disampai rumahnya. Tapi pindah di samping rumah Abu Budjana.
Pemateri : Ust. Mustain, M.Pd.I (Kabid BUDAI UNISSULA)
Source: https://youtu.be/Pcs2sUfz_V0