Memaafkan Itu Indah
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Rabu 8 Mei 2024
Pemateri : H. Samsudin Salim, S.Ag., M.Ag Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Setiap manusia pastilah memiliki kesalahan sebaik apapun dia pastilah dia memiliki kesalahan persis sebagaimana “Manusia adalah tempatnya salah dan lupa dan kesalahan itu bukan ditimbulkan karena unsur kesengajaan saja tapi bisa jadi kesalahan itu karena unsur ketidaksengajaan”.
Ada sebuah kisah inspiratif suatu saat di dalam kereta ada seorang anak muda usianya 24 tahun didampingi oleh seorang yang sudah tua di saat kereta ini berjalan tiba-tiba si anak muda yang usianya sudah 24 ini berkata “Wahai Ayah lihat di luar jendela ada banyak pepohonan yang rindang” bapaknya kemudian tersenyum dan penumpang yang ada di sebelahnya ikut tersenyum. Dalam pikirannya ini anak sudah dewasa tetapi perilakunya seperti anak-kanakan, lalu melintasi lagi si anak ini kemudian dia berkata lagi “Lihat Ayah awan berjalan bersamaan dengan kereta ini” lagi-lagi si penumpang tadi itu tersenyum sambil berkata “Kayaknya dia sudah tidak sabar lagi” berkata kepada Bapak yang sudah tua, “Bapak, kenapa anaknya tidak dibawa ke rumah sakit saja?” Bapak itu kemudian menjawab “Sudah, itu sudah saya lakukan sejak kecil anak saya ini mengalami buta sejak lahir sehingga setelah mendapatkan donor mata beberapa waktu yang lalu dia merasakan bahagia yang luar biasa tercengang” maksud si penumpang tadi itu adalah baik karena melihat anak yang sudah menapaki kedewasaan tapi perilakunya masih kekanak-kanakan.
Ada satu lagi peristiwa sama di sebuah kereta, ada salah satu penumpang yang akan turun lalu dia bertanya kepada penumpang yang ada di sebelahnya “Sekarang jam berapa?” karena kebetulan dia tidak membawa jam. Penumpang itu tidak menjawab tapi justru menunjukkan jam tangannya supaya penumpang yang tanya tadi melihat “Oh jam 9.00” lalu dia turun nah penumpang yang ada di sebelahnya tadi bermaksud untuk mengingatkan “Tuan ada orang bertanya baik-baik” kebetulan penumpang yang bertanya tadi itu dalam bahasa Jawa itu bindeng suaranya itu bindeng “Dia tanya baik-baik kenapa dijawab hanya dengan menunjukkan jam tangan saja?” barulah kemudian orang yang ditanya tadi jawab begini saudara tahu suara saya ternyata sama bindengnya kalau saya menjawab dengan mengeluarkan suara itu nanti akan terjadi permusuhan dia kira saya ini ngece itu padahal memang saya ini bindeng barulah orang yang ketiga dan yang bertanya itu sadar “Oh iya ya”.
Kadang-kadang kesalahan itu bisa terjadi karena unsur ketidaksengajaan. Oleh karena itu Al-Qur’an menuntun kepada kita agar saling memaafkan. Itulah pesan Al-Qur’an baik kesalahan yang kita lakukan akan tetapi di luar kesengajaan kita secara gramatika Arab Al-Afu itu adalah membebaskan kesalahan dan juga membebaskan hukuman sekaligus mendelete catatan ini berbeda dengan gofarah yang artinya sama-sama mengampuni tetapi gofar kesalahan itu masih tercatat dengan manusia kita walfu supaya kesalahan yang pernah melukai kita tidak diingat ingat terus.