Mantap Dengan Janji Allah
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Kamis 2 Mei 2024
Pemateri : H. Tali Tulab, S.Ag., M.S.I Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
“Janganlah kamu sampai bimbang terhadap janji Allah karena belum wujudnya apa yang dijanjikan meskipun waktu untuk terjadinya janji itu sudah ditentukan agar hal itu tidak membuat cacat pada mata hatimu dan mematikan cahaya batinmu”. Berkaitan dengan Hikam hikmah bagian ini kita tahu bahwa ada banyak janji yang disampaikan oleh Allah dan Rasulnya, ada janji yang umum antara lain yang bisa kita baca pada “Berdoalah kepadaku aku akan ijabah mengabulkannya untuk kamu” ada juga hadis Nabi bersabda menyatakan dalam hadisnya “Ada tiga kelompok orang yang pasti Allah akan memberikan maunah pertolongan kepada mereka; pertama adalah yang melakukan jihad demi mengangkat derajat meluhurkan agama Islam dan Muslimin, yang kedua budak mukatab yang diberi kesempatan untuk membayar menebus dirinya ketika dia itu benar-benar berkeinginan untuk membayar, orang yang ketiga adalah orang yang menikah dengan keinginan untuk menjaga kehormatan diri ada pula hal-hal lain”.
Yang bisa kita baca pada ayat maupun hadis Nabi yang berisi tentang janji-janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala lewat firmanNya dalam Quran maupun lewat hadis Nabi ada juga hadis Nabi yang berkaitan dengan istikharah dan musyawarah Nabi bersabda “Istikharah tidak akan rugi siapapun yang mau istikharah minta dipandu ketika harus memilih minta kepada Allah agar diberikan panduan ketika harus memilih dan tidak akan menyesal siapapun yang mau bermusyawarah” artinya siapapun yang mau istikharah maka dia akan jauh dari rugi dan siapapun yang bermusyawarah dia akan dihindarkan dari penyesalan tetapi dalam realita kita kadang-kadang merasakan sudah menjadi bagian dari tiga orang yang disebut Nabi Umam sebagai orang yang menikah untuk menjaga diri ternyata kadang-kadang dalam kondisi tertentu ada kesulitan-kesulitan dalam me-manage keluarga (pertengkaran percekcokan dengan istri atau merasa hubungan dengan anak sedang ada masalah atau perihal keekonomian keluarga sedang ada penurunan omset kebutuhan meningkat merasa sulit).
Janji Nabi dalam hadis itu tentang maunah pertolongan Allah seakan jauh dari kita, hal semacam itu hendaknya dihilangkan kita harus tetap mantap dan yakin dengan apa yang ada dalam janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala ketika menikah dengan niatan yang benar untuk menjaga diri melaksanakan syariat. Yakinlah bahwa Allah benar-benar memberikan maunah untuk kita apapun yang akan dijalani dalam akad nikah maunah Allah akan menyertai terus soal ada kemungkinan perilaku kita dalam hidup tantangan keluarga masalah dari eksternal tetangga dan seterusnya itu hal yang wajar tetapi pasti akan ada maunah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Demikian juga ketika kita menghadapi perencanaan hal-hal yang besar sudah musyawarah dengan beberapa orang punya kompetensi hal tersebut juga sudah ber-istikharah selanjutnya andai kata ternyata yang kita harapkan tujuan dan target yang telah ditentukan ternyata belum terwujud hendaknya koreksi diri karena sangat mungkin bahwa apa yang dijanjikan oleh Allah itu ternyata digantungkan pada berbagai faktor beberapa persyaratan yang ternyata belum bisa kita laksanakan faktor-faktor itu syarat itu belum-belum bisa kita laksanakan pula dengan baik sehingga apa yang menjadi target, apa menjadi tujuan kita belum bisa terealisasi, kita bahkan penting juga berkaca belajar dari apa yang dialami Nabi ketika pada peristiwa hudaibiyah ada ayat Quran yang menyatakan “Bahwa engkau para muslimin bersama Nabi akan memasuki Masjidil Haram dengan aman bahkan bisa cukur kepala umat muslim” memahami bahwa itu akan terjadi pada tahun itu sehingga ketika Nabi mengajak mereka untuk umrah mereka yakin bahwa janji Allah terjadi pada tahun itu ternyata yang terjadi meleset mereka berangkat menuju Makkah untuk umrah baru sampai hudaibiyah ternyata dihadang oleh orang musyrikin tidak boleh melanjutkan ke Makkah untuk umrah bahkan hasil dari perjanjian itu akhirnya Nabi bersama sahabat pulang tetapi ada di antara perjanjiannya ada janji keamanan untuk 5 tahun ke depan dan Nabi boleh umrah tahun depan dan akhirnya itu sebetulnya hal yang sangat baik bagi muslimin karena secara nyata keamanan 5 tahun itu memungkinkan untuk Dakwah secara sukses demikian juga tahun depannya umat Islam bersama Nabi bisa datang untuk Haji dengan aman tanpa gangguan siapapun sekaligus sebagai terjadinya fathu Makkah demikian juga ada kasus seorang wali dengan Ilham Allah dia diberitahu bahwa sesuatu akan terjadi dalam pemahaman yang bersangkutan itu akan terjadi pada waktu yang sudah ditentukan bulan x tanggal y selanjutnya dikabarkan pada umatnya ternyata meleset sehingga akhirnya umatnya banyak yang menghibah pada Wali itu ternyata memang benar-benar meleset tetapi dalam kondisi semacam itu Wali tetap saja husnuzan pada Allah yakin bahwa janjinya tetap dipenuhi tetapi dengan cara Allah yang menentukan pada waktu yang dipilih oleh Allah bukan yang dia harapkan karena itu untuk kita semua penting untuk tetap mantap yakin penuh dengan janji-janji Allah dan seharusnya kita tetap menjaga adab sopan santun lihat apa yang sudah kita usahakan apakah sudah maksimal apakah hati kita ketika berdoa sudah benar-benar memakai adab-adab doa, itulah yang seharusnya bagi orang yang benar-benar makrifat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.