Kisah Kejujuran Al-Bazzaz
Kajian Kultum Ba’da Dzuhur – Rabu 17 Januari 2024
Pemateri: H. Samsudin Salim, S.Ag, M.Ag Lokasi: Masjid Abu Bakar Assegaf
Sebuah kisah yang termaktub di dalam kitab Zailu Thaqatil Hanabillah karya Imam Ibnu Rajab di dalam kitab tersebut dikisahkan Seorang qadi bernama Abu Bakar Muhammad Al-Bazzaz ketika Al-Bazzaz ini tengah menuntut ilmu di kota Makkah suatu saat beliau ini dihadapkan pada kesulitan karena kiriman dari orang tuanya belum juga datang sehingga dalam beberapa hari dia lakukan ibadah puasa namun hingga beberapa hari dia masih belum mendapatkan kiriman dari orang tua sehingga merasakan kondisi lapar yang luar biasa, lalu apa yang dilakukan oleh Al-Bazzaz? Al-Bazzaz karena saking laparnya kemudian dia membuka tong sampah dengan harapan masih ada sisa makanan saking laparnya tapi apa yang terjadi begitu ia buka tong sampah itu dia menemukan ada kain yang terbuat dari sutra kemudian diikat dengan benang setelah dibuka yang ada di dalamnya adalah kalung mutiara dia bawa ke tempat kosnya kemudian tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berteriak dia akan memberikan imbalan 500 dirham kepada siapapun yang menemukan barang yang berharga miliknya lalu kemudian orang tua itu dipersilakan masuk lalu ditanya dilakukan verifikasi mutiara itu warnanya apa dibungkus dengan kain apa warnanya apa diikat dengan tali apa setelah dirasa cukup dan benar bahwa kalung itu miliknya lalu diserahkan kepada bapak tua yang merasa memiliki kalung itu sesuai dengan janjinya kemudian bapak itu menyerahkan 500 dirham itu kepada Al-Bazzaz namun Al-Bazzaz berkata kepada bapak pemilik kalung itu “orang tuaku tidak pernah mendidikku untuk menerima sesuatu yang bukan menjadi keringatku” lalu ia kembalikan setelah bapak ini pulang Al-Bazzaz kemudian memutuskan untuk pergi ke Baghdad tempat ia dilahirkan nah di tengah perjalanan ketika naik kapal perahu yang ditumpanginya ini dihantam oleh gelombang yang cukup besar sehingga 50 orang itu meninggal kecuali Al-Bazzaz karena sempat berpegangan dengan patahan kayu sehingga ia terdampar di sebuah pulau lalu penduduk setempat ini menolongnya sebagai balas budi Al-Bazzaz kemudian mengajarkan baca tulis dan juga mengajarkan Al-Quran setelah dirasa cukup kemudian Al-Bazzaz memiliki keinginan untuk kembali ke Baghdad melanjutkan perjalanannya namun penduduk itu juga merasa kehilangan karena kehadiran Al-Bazzaz ini benar-benar sudah memberikan tempat di hati masyarakat sehingga masyarakat menginginkan agar Al-Bazzaz ini tetap tinggal di negeri itu. Salah satu cara agar Al-Bazzaz ini tetap berada di situ maka tokoh pemuka masyarakat itu menawarkan seorang istri yang cantik jelita setelah mengiakan tawaran itu meskipun semula Al-Bazzaz ini menolak karena tujuannya bukanlah mencari istri dia akan kembali tapi karena balas budi akhirnya Al-Bazzaz menerima setelah ijab kabul itu dilaksanakan lalu Al-Bazzaz dipertemukan oleh istrinya begitu dipertemukan dengan istrinya yang dilihat bukanlah wajah cantik istrinya tapi kalung yang menempel di leher istrinya sehingga hadirin itu sempat termangu-mangu “Wahai Bazzaz apa yang kamu lihat ini istrimu ini seorang istri yang salihah istri yang cantik” lalu Al-Bazzaz mengatakan sepertinya kalung yang menempel di leher istriku adalah barang yang tidak asing bagiku, aku dulu pernah memegangnya semua yang ada di samping itu berteriak mengucapkan Takbir Allahu Akbar ketahuilah “Wahai Al-Bazzaz bahwa istrimu ini adalah putri dari pemilik kalung yang dulu pernah kau temukan lalu si ayah ini sebenarnya ingin menjodohkan putrinya denganmu namun sepulang dari Makkah menuju ke pulau ini beliau sudah dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala tapi keinginannya untuk menjodohkan putrinya denganmu sudah pernah disampaikan kepada kami. Ini bukanlah sebuah kebetulan ini adalah buah dari kejujuran keikhlasan yang ditunjukkan oleh Al-Bazzaz. Bahkan Al-Bazzaz bukan saja memperoleh kalung yang pernah ia temukan tapi seluruh harta kekayaan dari mertuanya itu juga bagian dari miliknya kemudian dia memiliki anak dan dalam buku itu disebutkan Al-Bazzaz kemudian diangkat menjadi seorang qadi. Dari kisah ini kita diingatkan kembali pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan muslimikum bidqainidqo Yahdi Ilal bir wa Innal birro Yahdi Ilal Jannah “Hendaklah kalian berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran itu akan membawamu kepada kebaikan dan kebaikan itu akan membawamu ke surga apa yang dilakukan oleh Al-Bazzaz adalah sebuah kebaikan dan kebaikan itu membawanya kepada kemuliaan”.