Menjaga Asa Mencintai Nabi Muhammad dan Sunnah-Sunnahnya
Kajian Jumatan
Pemateri : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc., M.A.
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Rabiul awal bulan puncak kebahagiaan puncak ungkapan syukur atas nikmat risalah Baginda Nabi Agung Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Bulan yang sangat mulia hampir akan segera berlalu, pertanyaannya apakah cinta kita kepada Baginda Rasulullah pun akan berlalu begitu saja? Jangan sampai tentunya tokoh yang sedang kita merayakan maulidnya ini bukan seperti tokoh dunia yang lain; manusia paling sempurna, makhluk paling mulia, penutup para Nabi dan Rasul teladan terbaik, Rasul seluruh umat manusia dan alam semesta, penuntun umat, pemimpin dunia akhirat dan pemegang syafaat. Jasadnya ada di antara kita di bumi Madinah al Munawarah, rohnya akan senantiasa kembali ke jasadnya setiap kali umatnya melantunkan sholawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Setiap kali pula sunnah jalan hidupnya dipelajari dan diikuti oleh umat nya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak akan pernah meninggalkan kita selalu hadir di tengah-tengah kita dengan rohnya dan dengan sunnah-sunnahnya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Ketahuilah kalian bahwa di tengah-tengah kalian ada Baginda Rasulullah dia Muhammad, menuruti kemauanmu yang banyak kamu akan mendapatkan kesusahan, Allah yang Maha Mengetahui menjadikanmu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah dalam hatimu serta menjadikanmu benci kepada kekufuran kefasikan dan kemaksiatan mereka yang beriman cinta kepada keimanan beramal saleh merekalah orang-orang yang mengikuti jalan kebenaran sebagai karunia dan nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” surat Al-Hujurat ayat 7 Hingga ayat 8. Memastikan kepada kita semua Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam akan ada senantiasa bersama kita dengan rohnya dengan sunnah-sunnahnya, keyakinan terhadap kehadiran Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Setiap saat di tengah-tengah kita adalah suatu karunia kemurahan dan kenikmatan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tak terhingga hanya diberikan kepada kita kepada umatnya kepada hamba Allah yang beriman, maka maukah kita menyambut kehadiran Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam? Bagaimana cara kita menyambutnya? Sejauh mana kita menerima dan menyebarkan sunnah-sunnahnya? Apakah kita masih berkutat dengan kepentingan-kepentingan pribadi kita? Sudahkah kita memberikan manfaat kepada orang lain sebagaimana yang diajarkan Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam? Tentunya kita tidak mungkin meragukan lagi kedudukan Mulia Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di mata Allah dan seluruh alam ciptaannya. Bagaimana dengan Akidah kita? Bagaimana dengan ibadah kita? Dan bagaimana dengan akhlak kita? Seberapa kuat istiqamah kita menghadapi tantangan-tantangan zaman dengan senantiasa berpegang teguh dengan Sunnah Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Baginda Shallallahu Alaihi Wasallam mengingatkan kita semua Bagaimana Apa yang akan ditunjukkan oleh umatnya umat manusia terhadap risalah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dalam hadis tersebut sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Musa Al-Asy’ari “Sesungguhnya perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya hadits Baginda Nabi Bagaikan hujan yang jatuh ke bumi sebagian wilayah bumi ada yang subur sehingga dapat menerima air dan menyimpannya kemudian menumbuhkan rerumputan dan tumbuhan yang banyak. Sebagian ada yang gersang namun dapat menampung air. Lalu Allah memberikan manfaat kepada manusia lainnya sehingga manusia bisa minum menyiram dan bercocok tanam sedang sebagian yang lain dari wilayah bumi itu bagaikan tanah yang keras yang tidak bisa menahan air dan tidak pula menumpuhkan tanaman”, demikianlah perumpamaan orang yang pandai dalam agama Allah dan ilmu hidayah risalah yang dibawa oleh Baginda Rasulullah atau petunjuk-petunjuk dari Allah yang bisa memberi manfaat kepada dirinya kepada orang lain mereka yang mau belajar hingga pandai dan mengajarkannya kepada orang lain. Demikian pula perumpamaan orang yang tidak peduli dan tidak dapat menerima petunjuk jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di mana Allah mengutus Baginda Rasulullah dengan hidayah tersebut.Bermuhasab dimana posisi kita masing-masing dalam menerima sunnah-sunnah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam seperti tanah subur yang menerima dengan senang guyuran air hujan, risalah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam hingga bermanfaat kepada orang lain dengan menumbuhkan tanaman-tanaman kehidupan dan peradaban atau seperti tanah gersang yang menerima air hujan meskipun belum tak dapat bermanfaat untuk orang lain karena tidak dapat menumpuhkan apapun kecuali rumput ilalang atau ala kadarnya atau justru kita semua masih meragukan keotentikan dan relevansi sunnah-sunnah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam hingga seperti tanah keras bebatuan yang menolak air hujan akan menjadi malapetaka longsor dan banjir nauzubillahimindzalik. Tentu teladan terbaik kita dalam mengikuti sunnah-sunnah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam adalah generasi terbaik sepanjang zaman hasil didikan dari Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam generasi yang paling layak disebut dengan generasi Khaira Ummah; generasi terbaik. Maka mari kita lihat bagaimana cinta mereka para sahabat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada sosok Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketulusan semangat mereka untuk mengikuti sunnah-sunnahnya melebihi cinta dan ketulusan mereka sendiri terhadap diri sendiri keluarga sahabat dan seluruh umat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di antara tentunya sunnah sunnah Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang senantiasa dijaga diamalkan oleh para sahabatnya adalah saling memperhatikan sesama saudara saudara seiman sama saudara senasab keluarga sebangsa dan setanah air maupun sesama umat manusia dan ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abbas Radhiallahu Anhu Nabi Shallallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Bukanlah seorang mukmin itu orang yang sementara tetangganya kelaparan dirinya sendiri merasa kekenyangan Shallallahu Alaihi Wasallam maka mari kita tempatkan diri kita bersama dengan sesama saudara kita, kita tegakkan dan kita lestarikan sunnah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Jangan sampai kita merasa seluruh kebutuhan kita terpenuhi sementara saudara-saudara kita sahabat-sahabat kita tetangga tetangga kita maupun masyarakat kita berebut makanan. Tidakkah kita sungkan malu sementara kita yakin dengan sepenuh hati Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ada di antara kita.
Source: https://youtu.be/cQPbnIr62Kw