Hikmah Hijrah Nabawiyah: Perencanaan Yang Matang
Kajian Jumatan – Jumat 12 Juli 2024
Pemateri : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc., M.A.
Lokasi : Masjid Abu Bakar Assegaf
Peristiwa besar yang terjadi pada hari-hari seperti ini adalah peristiwa hijrah Baginda Nabi kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya dari Makkah ke Madinah sebuah sejarah penting dalam perjalanan dakwah Islam yang terjadi sejak bulan Muharram yaitu ketika mereka bertekad berniat dengan tulus untuk berhijrah hingga puncaknya terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 14 kenabian Begitu pentingnya peristiwa ini hingga kemudian dijadikan landasan penanggalan Islam oleh Sayyidina Umar Bin Khattab Radhiallahu Anhu dan dilanjutkan oleh Sultan Agung sebagai salah satu bijakan penetapan penanggalan Jawa sebuah peristiwa yang sangat istimewa yang menjadi titik terang jalan penentu dan awal perkembangan kemajuan Islam pada era berikutnya era cahaya iman yang terus bersinar terang benderang dengan peradaban barunya setelah masa-masa kezaliman dan penindasan yang mereka alami di era Makkah maka mari kita petik beberapa pelajaran penting di balik peristiwa hijrah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Ini yang pertama penerapan dan perencanaan yang matang persiapan dan perencanaan yang matang, kedua ketaatan dan loyalitas yang tinggi terhadap kepemimpinan yang adil dan bijak, ketiga keseimbangan antara kerendahan hati seorang pemimpin yang adil dan kecintaan yang tulus dari masyarakat yang dipimpin, keempat cinta tanah air sanak keluarga harta kekayaan dan pengorbanannya berlandaskan cinta kepada Allah dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, yang kelima keyakinan yang kuat kepasrahan yang memuncak hanya kepada pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala di saat seluruh rencana dan upaya telah disiapkan namun masih banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi tentunya.
Jika kita uraikan dengan terperinci satu persatu hikmah dan pelajaran di balik peristiwa hijrah ini khotbah singkat Jumat ini sangat tidak cukup maka mari kita kembali renungkan satu saja di antara sekian banyak hikmah di balik peristiwa yang agung ini yaitu persiapan dan perencanaan yang sangat matang sebelum pelaksanaannya hingga bagaimana Baginda Nabi dan para sahabat benar-benar berhasil melaksanakan proses hijrah tersebut sesuai dengan apa yang diridai Allah Subhanahu Wa Ta’ala bagaimana Baginda Nabi merancang perjalanan ini dengan sangat teliti dan rapi di luar nalar manusia biasa dan orang-orang kafir Quraisy khususnya saat itu. Bagaimana Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang pertama bermusyawarah dengan sahabatnya yang paling dekat yaitu Sayyidina Abu Bakar Radhiallahu Anhu bersama keluarganya sang putri tercinta Aisyah Radhiallahu Anha adiknya atau saudarinya Asma binti Abu Bakar Radhiallahu Anha dan saudaranya Abdullah bin Abu bakar Radhiallahu Anhu. Kemudian Bagaimana Baginda Nabi merumuskan perencanaan itu bersama sayidina Ali Bin Abi Thalib untuk menentukan seluruhnya siapa yang akan terlibat langsung dalam perjalanan Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam nanti apa saja tugas tugas khusus masing-masing.
Baginda Nabi memilih sahabat terdekatnya ini Abu Bakar sebagai orang pertama yang terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaannya meminta kepada sepupunya Sayyidina Ali Bin Abu Thalib untuk mengelabui orang-orang kafir Quraisy menggantikan Baginda Nabi tertidur di ranjang dengan selimutnya. Lalu bagaimana meminta Abu Bakar untuk memberikan tawaran kepada Sayyidah Aisyah melaksanakan tugas yang sangat berat menjaga harta titipan di rumah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sekaligus mengembalikannya kepada para pemiliknya kemudian meminta kepada Sayyidah Asma Radhiallahu Anha, untuk menyiapkan bekal makanan dan minuman mereka meminta kepada sang Putra Abdullah Bin Abu Bakar dan Amir bin Fuhairah Amir bin Fuhairah untuk bekerja sama mencari tahu keberadaan dan apa saja rencana-rencana keberadaan dan taktik yang dilakukan orang-orang kafir Quraisy untuk menangkap Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Selanjutnya Bagaimana Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan Abu Bakar memilih jalur selatan Kota Makkah menuju ke Yaman tidak menuju ke Madinah secara langsung kemudian memilih gua yang cukup untuk bersembunyi meski tidak terlalu dalam kemudian juga meminta kepada Abdullah sebagai petunjuk jalan profesional belum masuk Islam Abdullah bin Uraiqit namun karena profesionalismenya dalam menunjukkan jalan ke wilayah Madinah Baginda Nabi Muhammad dan Abu Bakar menunjuk Abdullah bin Uraiqit sebagai petunjuk jalan mereka memperkirakan perjalanan sampai ke Kota Madinah kurang lebih dua pekan hingga apa saja bekal perjalanan yang harus disiapkan perjalanan hijrah. Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam berbeda dengan perjalanan Isra dan Mi’raj. Isra dan Mi’raj mukjizat Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam siapa yang memperjalankan Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan tetapi peristiwa hijrah adalah perjalanan murni ijtihad perjuangan Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam atas taufik dan maunah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.Setiap visi misi tujuan dan program kerja membutuhkan perencanaan yang matang pelaksanaan secara totalitas ketawakalan yang memuncak kepada Allah dan doa sepenuh hati yang tulus dari awal perencanaan hingga tuntas upaya yang dilakukan tanpa henti di saat segala upaya dan perencanaan telah usai dilaksanakan sementara hambatan dan tantangan masih ada maka saat itulah maunah taufik pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala pasti akan datang dan keberhasilan akan dicapai. Dalam rangka melepas tahun-tahun yang telah berlalu mengisi dan menyambut tahun-tahun berikutnya yang akan datang mari kita isi lembaran tahun-tahun selanjutnya dengan amalan-amalan bukan hanya yang baik namun amalan amalan yang terbaik jika pada sebelumnya kita pernah atau sering bersalah atau berdosa segera tinggalkan perbaiki dan awali segala sesuatu dengan istighfar dan bertaubat jika pada sebelumnya banyak ujian dan musibah yang kita lalui maka mari kita tingkatkan kesabaran kita lalu petik dan pelajari apa di balik hikmah apa hikmah dan pelajaran di balik setiap ujian dan musibah tersebut dan jika sebelumnya kita merasa banyak nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita terus bertambah seiring dengan usia kita yang terus bertambah maka mari kita terus bersyukur agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Melestarikan nikmat dan menambahnya jumlah dan keberkahannya maka dengan beristighfar bertaubat bersabar dan bersyukur.
Source: https://youtu.be/ZM5YIY0ZUYs