Back

Kemudahan Dalam Menunaikan Syariah Islam

Kita meyakini sangat yakin bahwasanya agama Islam agama satu-satunya yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sesuai dengan fitrah manusia. Banyak tuntunan-tuntunan syariat Islam yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Bagaimana membuktikan dengan nyata bahwa Islam benar-benar sesuai dengan fitrah manusia? Kita tahu manusia berbeda-beda dari segi kemampuan dalam melaksanakan tuntunan syariat tersebut, maka tuntunan-tuntunan syariat pun disesuaikan dengan kemampuan kita dan kondisi kita masing masing. Sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang menunjukkan betapa tuntunan syariat ini sangat sesuai dengan fitrah manusia, penuh dengan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan syariatnya.

Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah didatangi seorang sahabat. Konon sahabat ini termasuk keluarga yang sangat kurang mampu. Sahabat tersebut bercerita kepada Baginda Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam “Ya Rasulullah.. Celaka aku wahai Rasulullah!”. Baginda Rasulullah menanggapi “Memangnya ada apa sahabatku?”. “Aku.. Aku telah berhubungan intim dengan sengaja dengan istriku saat berpuasa”. Tentu batal dan kafaratnya, dendanya luar biasa berat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, Baginda Nabi kemudian menunjukkan sanksi atas kesalahan itu. “Bisakah kamu membedakan seorang budak?”. Seorang sahabat yang terkenal sangat miskin yang mengalami kondisi seperti itu. Baginda Rasulullah bertanya tentu dia menjawab “Iya Rasulullah”. Kembali bertanya “Kamu bisa berpuasa dua bulan berturut-turut?”. Dia juga menjawab “Tidak bisa! Miskinan”. “Kamu bisa memberi makan sebanyak 60 orang?”. Tentu juga jawabannya “Tidak”. Baginda Nabi kemudian terdiam sejenak. Beberapa saat kemudian Baginda Nabi memegang sekantong kurma “Ail mana sahabat tadi?”. Kemudian sahabat yang melakukan kesalahan tadi datang, Baginda Nabi berkata kepadanya “Ambil sekantong kurma ini, sedekahkanlah untuk mengganti kesalahanmu”. Sampai di sini tidak sahabat tadi masih bertanya “Wahai Rasulullah, di kampungku tidak ada keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku”. Baginda Nabi kemudian tersenyum terhadap seorang sahabat yang sengaja melakukan kesalahan. Kemudian Baginda Nabi memberikan arahannya yang terakhir “Ya sudah ambil sekantong kurma ini berikan kepada keluargamu sendiri”.

Demikian begitu berat tuntunan syariat dan sanksi yang akan diberlakukan. Namun karena agama ini tidak memberatkan dan tentu jangan sampai kita juga mempermudah meremehkan tuntunan syariat senantiasa kita jadikan sebagai prioritas utama sesuai dengan kemampuan kita dan tentunya adalah dengan segala keikhlasan dan ketulusan kita melaksanakan dalam rangka untuk mengharapkan Ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala sesuai dengan apa yang dicontohkan Baginda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Pemateri : Dr. Sugeng Hariyadi, Lc., M.A.

Source: https://youtu.be/RVc4ib5wFSk

Leave A Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *