Jadwal Sholat

Shalat Sebagai Pencegahan Terhadap Gangguan Kejiwaan

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Rabb-nya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya” .

[al Baqarah: 45-46]

Setiap manusia yang mengaku hamba Allah tentu telah terbiasa melaksanakan ibadah-ibadah terutama ibadah mahdhah. Apabila shalat wajib yang lima waktu kita tinjau dari segi kesehatan mental, maka akan dapat kita pahami mengapa shalat itu diwajibkan Allah dan apa sebab mengapa jumlahnya lima kali dalam shari semalam, mengapa waktu bagi masing-masingnya ditentukan pula dan tidak boleh didahului dan tidak boleh dilampaui. Ibadah shalat adalah ajaran agama yang diwahyukan dari Al-Qur‟an kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu ibadah shalat pasti mempunyai banyak hikmah didalamnya. Kalau kita pelajari al-qur‟an dan as-sunnah maka akan kita temukan penjelasan tentang hikmah dari pelaksanaan shalat, diantaranya yaitu pengaruh pelaksanaan terhadap kesehatan mental manusia. Dalam shalat terjadi hubungan rohani atau spiritual antara manusia dengan Allah. Dalam aksi spiritualisasi islam, shalat dipandang sebagai munajat (berdoa dalam hati dengan khusu‟) kepada Allah. Orang yang sedang shalat, dalam melakukan munajat, tidak merasa sendiri. Ia merasa seolah-olah berhadapan dengan Allah, serta didengar dan diperhatikan munajatnya. Suasana spiritualitas shalat yang demikian, dapat menolong orang mengungkapkan segala perasaan, keluhan dan permasalahannya kepada Allah. Dengan suasana shalat yang khusu‟ itu pula orang memperoleh ketenangan jiwa karena merasa diri dekat dengan Allah dan meperoleh ampunannya.

Ibadah shalat didalamnya terdapat bacaan-bacaan atau gerakan-gerakan shalat. Bacaan-bacaan shalat semuanya merupakan doa dan dzikir yang berisi ucapan-ucapan mulia dan indah yang mengandung pujian dan sanjungan kepada Allah sebagai pencipta dan juga bacaan-bacaan shalat berisi permohonan manusia akan hajatnya dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Permohonan manusia akan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya atau hajatnya dalam kehidupan di dunia dan di akhirat dimohonkan kepada Allah lewat pelaksanaan shalat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mukminun: 60 dan surat al-Baqarah: 186 yang artinya:

Dan orang-orang yang memberikan apa yang Telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka

(QS. al-Mu‟minun: 60)

Dengan shalat manusia berdoa menyerahkan diri kepadaNya. Hal ini akan membantu dalam meredakan ketegangan emosi manusia, karena seorang mu‟min mempunyai keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan do‟anya dan memecahkan problem-problemnya, memenuhi berbagai macam kebutuhannya dan membebaskan diri dari kegelisahan dan kerisauan yang menimpanya. Menghadap kepada Allah melalui shalat dan beroda kepadaNya dengan harapan dikabulkan akan menimbulkan otosugesti yang akan meredakan ketegangan emosi dan kegoncangan jiwa yang terjadi pada manusia.

Manusia dalam kehidupannya selalu menghadapi berbagai macam problem dan cobaan hidup, hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi. Dan dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan khusu‟ dan dilaksanakan secara terus menerus maka dapat dihindari perasaan yang tidak mengenakkan di hati, karena manusia selalu mengungkapkannya lima kali sehari melalui ibadah shalat dengan keyakinan bahwa pengungkapannya langsung didengar, dipahami dan diperhatikan oleh Allah karenaAllah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sedangkan bagi orang yang rajin shalat sunnah, akan merasakan ketenangan dan ketntraman batin yang lebih karena intensitas pengungkapan perasaan dan permohonan manusia dilakukan lebih sering, lebih dari lima kali sehari. Pada saat seseorang sedang shalat, maka seluruh alam fikiran dan perasaannya terlepas dari semua urusan dunia yang membuat dirinya stress. Sesaat jiwanya tenang, ada kedamaian dalam hatinya. Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar stress yang menganjurkan orang agar memluk agama, menghayati dan mengamalkannya agar memperoleh ketenangan. Dan setiap harinya harus meluangkan waktu untuk menenankan diri, karena dengan ketenangan hati yang diperolehnya setiap hari berarti kekebalan dirinya terhadap berbagai stress atau gangguan kejiwaan dapat ditingkatkan.

Cukup logis bahwa ajaran agama mewajibkan penganutnya untuk melaksanakan ajarannya secara rutin. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan dapat berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi. Tindak ibadah setidak-tidaknya akan memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna. Manusia sebagai makhluk yang memiliki kesatuan jasmani dan rohani secara tak terpisahkan memerlukan perlakuan yang dapat memuaskan keduanya.

 Sekarang timbul pertanyaan: “apa hikmah yang terkandung dalam kewajiban shalat pada waktu yang telah ditetapkan tidak boleh didahului, ditunda, atau digabungkan?” Jawaban terhadap pertanyaan ini sangat penting agar seorang muslim mau melaksanakan shalat pada waktunya dan tidak meremehkannya. Lewat analisis kejiwaan bahwa shalat wajib yang lima waktu itu mempunyai fungsi pengobatan atau fungsi kuratif terhadap gangguan kejiwaan. Maka kita temukan fungsi kejiwaan lainnya bagi shalat wajib yang harus dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Shalat subuh dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventif).

Pada waktu subuh batin orang yang bangun tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan, belum ada yang dikeluh kesahkan. Maka dalam memasuki hari itu, setiap orang ingin merasa terjamin ketentraman dan kemanan hidupnya sepanjang hari nanti. Untuk itulah ia perlu memohon kepada Yang Maha Kuasa, agar ia selamat dan tidak terganggu dalam menjalani tugasnya selama satu hari nanti. Allah mewajibkan shalat subuh karena dengan shalat itu hubungan batinnya dengan Allah akan diperkuat, ia ingat bahwa Allah maha penyayang, Allah dekat dan senantiasa melindungi. Dengan demikian hati mereka merasa tentram dan aman dalam perjalanan hidupnya hari itu. Dengan rasa aman dan lega itu, daya pikir akan dapat digunakan untuk melaksanakan tugas dengan baik, apakah belajar, bekerja atau mencari pekerjaan. Maka orang yang telah melaksanakan shalat secara baik akan menghadapi tugasnya dengan optimis dan gembira.

Shalat dzuhur dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventive). Setiap muslim yang melakukan shalat dengan perasaan lega dan optimis menghadapi tugas dan pekerjaannya dipagi hari. Kendati pun ia telah memulai pekerjaannya dengan senang hati, namun kadang-kadang terjadi pula hambatan, rintangan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Rencana dan pembagian waktu yang telah direncanakan untuk menghadapi pekerjaan sehari itu terganggu. Menurut perhitungan kejiwaan, bila perasaan tidak tenang dan pikiran penuh dengan berbagai masalah yang tidak terselesaikan, maka daya pikir akan menurun atau bahkan mungkin tidak bekerja. Sedangkan apabila orang tersebut mengalami masalah-masalah yang agak menyakitkan, menggelisahkan dan mencemaskan, maka semua itu tidak dapat hilang hanya dengan istirahat siang selama 1 jam yang diberikan kantor. Hal tersebut harus di atasi dengan pelegaan batin yang dapat dilakukan dengan shalat dzuhur.

Inilah barangkali hikmahya mengapa shalat dzuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat waktunya. Seseorang yang lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal yang mengganggu sejak pagi akan merasa agak segar apabila bersuci dan berwudhu. Sedangkan pelaksanaan shalat dzuhur akan memberikan kelegaan dan ketentraman seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Shalat ashar dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventive) Kemampuan jasmani beraktivitas atau bekerja pada waktu siang hari dalam keadaan panas, memang tidak sekuat pagi hari lagi. Kesegaran jasmani menurun, kemampuan berfikir agak berkurang, sebaliknya emosi mudah terangsang. Oleh karena itu mausia diwajibkan kembali shalat, yaitu shalat asar dan menghadap kembali pada Allah, untuk memohon ampun, berdoa dan mengadukan perasaan yang tidak menyenangkan. Dari sana dapat kita lihat bahwa fungsi sholat asar sebagai pencegah gangguan kejiwaan adalah dengan sholat asar, syaraf-syaraf dan otot-otot yang tegang karena bekerja di waktu siang hari dapat kembali regang dan rileks. Sehingga dengan begitu, kondisi fisik dan psikis manusia tetap terjaga. Shalat maghrib dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventive). Pada waktu pergantian siang dan malam, yang kadang-kadang mencekam jiwa, terutama bagi mereka yang merasa kurang berhasil mengerjakan tugasnya. Setelah matahari terbenam, azan magrib bekumandang. Rupanya Allah memberi kesempatan bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap kepadaNya guna menunaikan kewajiban pemersihan diri dari berbagai masalah yang menyesakkan dada, serta memohon ampun atas kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan hidup seharian tadi, dan selanjutnya bersyukur atas segala keberhasilan yang dicapainya pada hari itu.

Dengan demikian terlepaslah dirinya dari berbagai macam hal yang mengganggu perasaan, dan ini jelas merupakan pencegahan terhadap gangguan kejiwaan. Shalat isya dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventive) Agar tidur nyenyak, mohonlah perlindungan kepada Allah agar dijaga Nya selama tidur. Buatlah perhitungan terhadap pekerjaan sehari tadi, mulai dari bangun tidur sampai kepada malam menjelang tidur kembali. Inilah tempat kita muhasabah diri dan introspeksi diri. Sehingga jika ada keberhasilan, kita dapat bersyukur, dan apabila banyak hal yang belum tercapai kita mohonkan kepada Allah jalan keluarnya. Hal ini dilakukan agarhati menjadi tenang dan semua anggota tubuh serta pikiran dapat beristirahat secara maksimal.

Oleh : Ns. Makdum Alaidin, S.Kep – Staf Kesehatan dan Dakwah YBWSA

Share :

Tags :

LEAVE A REPLY

Latest Post

Categories

YBWSA

Gedung Kantor YBWSA