Jadwal Sholat

Menasehati Diri Sendiri

وَالْعَصْرِ  إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ  إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

(QS.Al-Ashr:1-3)

Berbicara tentang nasihat, aku melihat diri ini tak pantas untuk memberikannya karena orang yang tak memiliki cahaya tidak mungkin dijadikan alat penerang oleh yang lainnya, bagaimana bayangan akan lurus bila kayunya saja bengkok, dan bagaimana akan menasehati jika sipenulis ini adalah orang yang belum tentu mampu menjalankan atau melakukan apa yang dikatakannya sendiri, disini penulis akan mencoba menuliskan sebuah tulisan tentang “ Menasehati Diri Sendiri” .

Pengertian nasihat dalam Islam adalah suatu cara yang bertujuan untuk mengingatkan seseorang bahwa segala macam bentuk perbuatan pasti ada sanksi serta akibatnya.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

(QS. 99:7)

Secara terminologi nasehat berarti melarang, memerintah atau menganjurkan suatu hal tertentu yang juga disertai dalil motivasi dan ancaman.

Nasehat terbaik  ada 4 :

1. Pemberi nasehat yang bicara adalah al-Qur’an karena didalamnya terdapat petunjuk yang tidak ada keraguan samasekali didalamnya, al-Qur’an adalah merupakan pemberi nasihat yang berbicara tentang semua aspek kehidupan dan juru nasehat yang tidak ada keraguan sama sekali didalamnya,serta merupakan kalam Allah yang diturunkan tanpa ada kebatilan didalamnya dalam segi apapun dan dimanapun.

Allah SUBHANAHU WA TA’ALA, Berfirman, “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.

(Al-Huud: 15-16)

Al-‘Aufi menceritakan dari Ibnu `Abbas mengenai ayat ini, bahwa orang-orang suka berbuat riya’ (pamer), akan didatangkan kepada mereka kebaikan mereka di dunia. Dan dengan demikian itu mereka tidak didhalimi sedikit pun. Allah berfirman:

“Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

(Al-Huud : 34)

2. pemberi nasihat yang baik itu adalah As-Sunnah karena Sunnah adalah perkataan Nabi Muhammad yang dibimbing oleh tuhan pencipta alam semesta, tuhan yang maha mengetahui lagi maha menunjukkan , sunnah juga merupakan tindakan Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam yang menjadi suri teladan bagi kita semua, akhlaqul karimah yang dicontohkan nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam adalah nasihat bagi kita,

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Agama itu adalah nasihat.” Orang-orang bertanya, “Kepada siapa?” Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam, menjawab, “Kepada Allah dan Kitab-Nya dan kepada Rasul-Nya dan kepada para pemimpin Muslim dan rakyat biasa.”

[Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim]

Dan sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wassalam,. “saya melihat dimalam Isra’ku orang laki laki yang lidahnya dipotong dengan dengan alat potong yang terbuat dari api neraka, lalu aku bertanya , “ ya Jibril “ siapakah mereka ?” Jibril menjawab’ mereka adalah khotib khotib dari umatmu wahai Muhammad , mereka menyerukan kebaikan kepada manusia dan mereka melupakan dirinya ( tidak mengerjakan apa yang diserukanya tentang kebaikan , tidak mengamalkannya ) padaha;l mereka berpegang , berdalil pada al-kitab , apakah mereka tidak berakal budi ?”

( HR. Imam Ahmad )

Memahami hadist diatas bahwasanya ketika kita menasehati orang lain sebenarnya kita telah menasehati dirinya sendiri dan jika tidak mengamalkannya sesungguhnya dirinya sendiri yang paling bertanggung jawab atas nasehat itu.

3. Sebaik baiknya nasihat adalah kematian karena dengan menginggat kematian maka bagi orang yang percaya akan adanya hari dibangkitkan akan mempersiapkan bekal untuk mati, semua yang bernyawa pasti akan mengalami kematian, dan tak akan ada yang mengetahui  kapan kematian itu akan datang, mati bisa menjemput siapa saja tidak memandang tua, yang mudapun tak akan lepas dari takdir kematiannya, tidak hanya yang sakit orang yang sehat pun bisa seketika ditumbangkan oleh kematian, hendaklah kematian itu menjadi pengingat bagi yang hidup, oleh karenannya kita dinasehati untuk banyak menginggat mati

Dari Ibnu Umar RA berkata “Aku pernah bersama Rasullullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam, lalu seorang angsor mendatangi beliau baginda Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wassalam, ia memberi salam dan bertanya pada Nabi; wahai Rasullullah mukmin manakah yang paling baik ?, beliau bersabda;  yang paling baik akhlaqnya, lalu orang ansor itu bertanya lagi; mukmin manakah yang paling cerdas?, beliau bersabda; yang paling banyak menginggat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas .”

( HR. Ibnu Majjah no. 4259., ini merupakan Hadist hasan menurut Syaikh Al Albani )

5. Sebaik baiknya nasihat adalah menasehati diri sendiri.Didalam menjalani hidup ini tentunya setiap manusia tidak akan luput dari kesalahan kesalahan yang pernah diperbuat dimasa yang sudah dilewatinya dan tentunya itu adalah suatu hal yang sudah terjadi karena manusia adalaah tempatnya lupa dan berbuat kesalahan, akan tetapi jika selalu mengulangi kesalahan yang sama tanpa ada upaya untuk memperbaikinya maka sungguh jika dalam keadaan seperti itu ia akan sangat merugi, ingatlah apapun kesalahan yang kamu perbuat dimasa yang lampau, semua akan berlalu dan jika kamu ingin menjadi orang yang tidak merugi maka segeralah bertaubat dan memperbaiki diri kita sesuai petunjuk dari tuhan yang maha memberikan petunjuk yang diberikan kita, sehingga perbuatan kita akan menjadi berkah dan rahmat bagi orang yang ada disekitar kita, ingat ketika seseorang sudah memperbaiki dirinya jagan pernah merasa sudah lebih baik dari dirinya sebab seseorang yang memuji dirinya sendiri, maka akan hilang kemulyaan yang dimilikinya, sesekali cobalah untuk tidak menjadi orang sukses buat diri sendiri, tapi berusahalah untuk menjadi orang yang bernilai bagi orang lain, jangan pernah mengeluh ketika kehidupan dilanda musibah, karena dengan musibah tersebut kita bisa belajar yang namanya kuat dalam menghadapi cobaan, karena sebuah harapan yang optimis itu akan menguatkan untuk terus meningkatkan kebaikan kebaikan, jangan pernah berputus asa ketika kita dalam keadaan terpuruk, karena kita tidak akan pernah akan mendapat hal yang akan kita gapai dihari esok, sesulit apapun masalah yang kita hadapi cobalah untuk selalu sabar dalam menghadapinya, karena dengan kesabaran dan berdoa maka dibalik kesulitan itu ada kemudahan kemudahan, dan yang terakhir jangan kamu menilai orang lain sebelum kamu menilai seperti apa dirimu sendiri, karena tidak semua yang kita lihat itu benar adanya dan tidak semua yang kita sangkakan itu benar smuanya karena belum tentu dimata tuhan kita lebih baik daripada orang yang kita sangka tersebut, Salah satu hak orang Islam satu dengan yang lainnya adalah hendaklah saling menasehati dalam kebaikan jika saudara kita melakukan kesalahan nasehatilah dia dan janganlah kalian mencela dia atas perbuatannya, hendaklah nasihat itu dengan lembut dan dengan kata yang menyejukkan penuh hikmah , hendaklah seorang muslim berhati hati jangan sampai ketika menasehati menyinggung hatinya orang yang diberi nasihat, karena segala prasangka adalah seburuk-buruknya pembicaraan .

 “ Jadilah baik tanpa harus menjelekkan , Jadilah benar tanpa harus menyalahkan, dan lakukanlah kebaikan dengan terus berbuat baik”

Segala puji hanya tercurahkan pada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan pujian diawal dan diakhir, secara batin dan secara dhohir, tiada upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa ta’ala yang maha tinggi dan maha agung, semoga Alllah Subhanahu wa ta’ala senantiasa membimbing kita melimpahkan rahmat taufiq dan hidayahnya kepada kita Amin. 

Maka, barang siapa menghisab dirinya sebelum mengalami penghisaban, kelak pada kiamat hisabnya akan diringankan. Juga akan diberikan jawaban atas setiap ajuan pertanyaan, dan amatlah baik tempat kembalinya. Dan barangsiapa tidak pernah menghisab dirinya, ia akan sangat menyesal, dan kelak pada hari kiamat akan terus menunggu. Kesalahannya juga akan menyeretnya pada kehinaan dan murka Allah.”

Tidak heran jika Sayyidina Umar pernah berkata, “Hisablah dirimu sebelum dirimu dihisab.”

Secara psikologis, ketika seseorang melakukan evaluasi terhadap amal perbuatannya yang telah berlalu, maka akan timbul rasa malu, menyesal dan merugi, jika yang dilakukan adalah keburukan, kemaksiatan. Apabila hal itu dilakukan secara terus menerus, kemudian diikuti dengan langkah memperbanyak diri hadir dalam majelis dzikir dan majelis ilmu, sudah tentu, akan hadir keriangan di dalam hati, sehingga bukan lagi perkara sulit bagi diri untuk menjalankan beragam ketaatan yang Allah perintahkan. Sholat tidak lagi menjadi beban, tetapi kebutuhan hati yang menenangkan dan menyeimbangkan diri di dalam menyikapi segala macam dinamika kehidupan.

Oleh : Nur Arifin S.Sy. – Staf Wakaf dan Dakwah YBWSA

Share :

Tags :

LEAVE A REPLY

Latest Post

Categories

YBWSA

Gedung Kantor YBWSA